Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. (BNLI) telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas pemilik sebesar Rp3,56 triliun pada 2024, tumbuh pesat 37,95% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih 2023 Rp2,58 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya, Bank Permata sebenarnya hanya mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 2,26% yoy menjadi Rp10,22 triliun pada 2024.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) pun menyusut dari 4,47% per Desember 2023 menjadi 4,34% per Desember 2024.
Namun, bank berhasil menekan sejumlah beban. Tercatat, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment susut 40,43% yoy menjadi Rp1,52 triliun per Desember 2024, dari sebelumnya mencapai Rp2,56 triliun per Desember 2023.
Beban tenaga kerja juga menyusut dari Rp3,29 triliun per Desember 2023, menjadi Rp3,13 triliun per Desember 2024. Alhasil, beban operasional selain bunga bersih pun berkurang dari Rp6,66 triliun, menjadi Rp5,62 triliun.
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun menurun dari 81,7% per Desember 2023 menjadi 76,14% per Desember 2024. Semakin susut rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, Bank Permata telah menyalurkan kredit Rp154,88 triliun sepanjang 2024, naik 8,92% yoy. Aset Bank Permata hanya naik 0,63% yoy menjadi Rp259,06 triliun.
Kualitas aset bank pun terjaga, dilihat dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross yang susut dari 2,88% per Desember 2023, menjadi 2,05% per Desember 2024. Lalu, NPL net susut dari 0,38% ke 0,35%.
Sementara total simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) BNLI tercatat sebesar Rp185,52 triliun per 2024, susut 1,47% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) juga susut 1%, menjadi Rp102,52 triliun per Desember 2024.