Bisnis.com, JAKARTA — Investor kawakan Lo Kheng Hong jor-joran memborong saham emiten batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM).
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dikutip Jumat (14/2/2025), Lo Kheng Hong memegang 150,31 juta lembar saham ABMM atau setara dengan 5,46% per 12 Februari 2025.
Lo Kheng Hong terpantau terus memborong saham ABMM sejak 6 Februari 2025 hingga 12 Februari 2025. Total saham yang ditambah sebanyak 671.300 lembar.
Adapun, Lo Kheng Hong tercatat baru memegang 149,64 juta lembar saham ABMM pada 5 Februari 2025.
Dari sisi operasional, ABM Investama menargetkan overburden removal (OB) 280 juta bcm pada 2024. Nilai itu naik tipis dari realisasi sebesar 277 juta bcm periode 2023.
ABM Investama telah merilis kinerja keuangan untuk periode Januari 2024 hingga September 2024. Hasilnya, ABMM membukukan penurunan baik dari sisi top line maupun bottom line.
Baca Juga
Tercatat, ABM Investama membukukan pendapatan US$893,52 juta per akhir September 2024. Realisasi itu turun dari US$1,13 miliar periode yang sama tahun lalu.
Dari situ, ABMM membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$111,94 juta pada kuartal III/2024. Pencapaian tersebut menciut dari US$225,77 juta per akhir September 2023.
Direktur ABM Investama Haris Mustarto sebelumnya memproyeksikan kinerja keuangan yang konservatif karena harga batu bara yang kembali normal.
Namun, menurutnya, harga batu bara akan mencapai kesetimbangan baru pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 2015-2020. Kemudian, ketidakpastian geopolitik akan berpengaruh signifikan pada harga komoditas energi ke depan.
Adapun, beberapa strategi yang disiapkan adalah mengoptimalkan sinergi Group ABM Investama dengan partner strategis, kemudian operational excellence dengan selalu mengedepankan keamanan dan keselamatan kerja.
“Memperkuat neraca perusahaan untuk mendukung tujuan bisnis dan memaksimalkan kinerja keuangan,” jelasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.