Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cek Rekomendasi Saham BUKA, MTEL, INTP yang Bakal Keluar dari LQ45

Konsensus analis memberikan rating yang bervariasi terhadap saham BUKA, MTEL, dan INTP.
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (8/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (8/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak tiga saham yakni BUKA, MTEL, dan INTP dikeluarkan dari indeks LQ45 periode Februari-April 2025. Lalu, bagaimana rekomendasi dari ketiga saham tersebut?

Melansir Terminal Bloomberg, untuk saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), sebanyak 26 analis memberikan peringkat terhadap saham anak usaha Telkom Indonesia ini. Dari 26 analis tersebut, sebanyak 24 analis memberikan rekomendasi beli, dengan dua analis lainnya memberikan rekomendasi hold

Rekomendasi beli terbaru diberikan oleh BRI Danareksa Sekuritas pada target harga Rp1.000 per saham. Kemudian BCA Sekuritas dengan target price (TP) sebesar Rp790 per saham. 

Selain itu, Mandiri Sekuritas juga memberikan rekomendasi beli untuk MTEL, dengan TP Rp1.000, dan Citi dengan peringkat buy, dengan TP Rp850 untuk saham MTEL. 

Selanjutnya untuk PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), sebanyak 13 analis memberikan peringkat beli, empat analis memberikan rekomendasi hold, dan sisanya dua analis memberikan peringkat beli.

Peringkat beli diberikan oleh Mandiri Sekuritas dengan target harga saham Rp184 per saham. Demikian juga dengan BRI Danareksa Sekuritas dengan peringkat beli dan target harga Rp165 per saham. 

Adapun peringkat hold terhadap saham BUKA diberikan oleh JP Morgan dengan TP Rp125 per saham dan UOB KayHian dengan TP Rp120 per saham. 

Sementara itu, peringkat jual untuk saham BUKA datang dari Samuel Sekuritas dengan target harga sebesar Rp110 per saham. 

Untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), sebanyak 20 analis memberikan rekomendasi beli, dengan tujuh analis memberikan peringkat hold

Peringkat beli diberikan oleh Maybank Investment untuk saham INTP dengan target harga Rp7.200, lalu Citi dengan TP Rp7.700, dan BNI Sekuritas dengan TP Rp8.500 per saham.

Sementara itu, peringkat hold untuk saham INTP diberikan oleh BCA Sekuritas dengan target harga Rp7.900 per saham, MNC Sekuritas dengan TP Rp7.300 per saham, serta CLSA dengan target harga Rp7.300 per saham.

Dalam risetnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry dan Sabela Nur Amalia menyampaikan INTP menjadi top pick di sektor semen karena memiliki kemampuan untuk mengelola belanja operasional. 

INTP diharapkan dapat membukukan kenaikan pendapatan sebesar 3% pada 2025 dan 4% pada 2026 dengan volume penjualan naik sekitar 1,5% dan 2%. Di sisi lain, rerata harga jual (average selling price/ASP) Indocement juga diharapkan meningkat sebesar 1,3% pada 2025 dan 1,5% pada 2026. 

“Kami harapkan gross profit margin meningkat menjadi 32,3% pada 2025 dan operating profit margin sebesar 12,5%,” ungkapnya. 

Adapun, biaya transportasi per ton dapat dioptimalkan pada 2025 dari pabrik Grobogan. Sementara itu, INTP juga diperkirakan dapat menghemat biaya bahan bakar per ton sejalan dengan ekspektasi harga batu bara yang melandai, rasio air fuel (AF) yang lebih tinggi, dan optimalisasi pabrik Grobogan. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper