Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Induk Japfa Comfeed (JPFA) Umumkan Go Private, Siap Delisting dari Bursa Singapura

Perusahaan milik anggota keluarga mendiang pendiri Japfa menawarkan pembelian saham publik di harga premium untuk memboyong perusahaan go private
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan induk emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), Japfa Ltd., mengumumkan rencana go private atau delisting dari Bursa Singapura. Rencana go private ini makin terang seiring dengan penawaran akuisisi saham publik oleh perusahaan yang dimiliki anggota keluarga pendiri Japfa.

Berdasarkan pengumuman resmi Japfa, perusahaan khusus milik Renaldo Santosa dan Gabriella Santosa, serta perusahaan lainnya milik Anastasia Kolonas, menawarkan akuisisi 18,33% saham publik Japfa Ltd. dengan banderol harga 0,62 dolar Singapura per lembar.

Harga penawaran ini terbilang premium. Bloomberg melaporkan harga tersebut 17% lebih tinggi dari harga penutupan perdagangan terakhir.

Lebih lanjut, manajemen juga menyebutkan harga penawaran ini lebih tinggi dari harga perdagangan dalam empat tahun terakhir. Pemegang saham dengan kepemilikan 4,44% turut menyatakan komitmen untuk menyetujui harga penawaran dalam skema ini.

“Skema ini memberikan kesempatan kepada para pemegang saham untuk merealisasikan seluruh investasinya dalam saham dengan harga premium dibandingkan harga pasar saat ini, yang mungkin sulit dilakukan karena rendahnya likuiditas perdagangan saham,” tulis perusahaan.

Adapun Renaldo Santosa, Gabriella Santosa, dan Anastasia Kolonas sebagai penawar meyakini privatisasi Japfa Ltd. bakal memberi fleksibilitas yang lebih besar bagi manajemen untuk mengelola dan mengembangkan bisnis yang ada.

“Hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengejar strategi bisnis jangka panjang yang mungkin bertentangan dengan ekspektasi jangka pendek pasar publik,” demikian pernyataan mereka sebagai penawar.

Renaldo Santosa yang juga menjabat direktur Japfa Ltd. tercatat mengempit 60,81% saham perusahaan per Maret 2024. Saat itu, kabar privatisasi induk JPFA pertama kali mengemuka. Adapun Japfa Ltd. merupakan perusahaan pengendali JPFA dengan kepemilikan 55,43%.

Japfa sendiri didirikan pada 1970-an oleh Ferry Teguh Santosa dan memiliki fasilitas di Indonesia, Vietnam, India, Myanmar, dan Bangladesh. Perusahaan ini beroperasi di produksi dan pengolahan unggas, babi, perikanan, sapi, serta makanan kemasan.

Hingga penutupan perdagangan Jumat (24/1/2025), saham Japfa Ltd. parkir di harga 0,53 dolar Singapura atau turun 3,67% secara harian. Sementara itu, harga saham anak usahanya di Indonesia, JPFA, justru terpantau naik 7,73% ke harga Rp2.020 per lembar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper