Bisnis.com, JAKARTA — Dua saham emiten sektor konsumer diunggulkan oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia di tengah dilema penerapan tarif PPN 12% dan kenaikan beban biaya hidup.
Abyan Habib Yuntoharjo, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyampaikan keputusan pemerintah untuk mempertahankan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 11% sambil menaikkannya secara selektif pada barang mewah telah mengurangi tekanan terhadap daya beli.
“Namun, kenaikan biaya kebutuhan pokok seperti makanan, perumahan, dan pendidikan terus membebani anggaran rumah tangga, terutama di segmen konsumen menengah ke bawah,” ujarnya dalam riset, dikutip Jumat (24/1/2025).
Lebih lanjut, Abyan menyampaikan belanja kebutuhan pokok tetap tangguh, didukung oleh pengeluaran esensial dan permintaan musiman. Di sisi lain, belanja barang diskresi menghadapi tantangan akibat inflasi dan lemahnya daya beli.
“Konsumen berpenghasilan tinggi lebih sedikit terdampak, sehingga menopang segmen barang mewah,” imbuhnya.
Untuk saham-saham di sektor konsumer, Mirae Asset Sekuritas menjagokan dua emiten, yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT).
Abyan memaparkan ICBP direkomendasikan karena pertumbuhan domestiknya yang kuat meskipun ada tantangan makro. Saham emiten produsen Indomie itu mendapatkan peringkat beli dengan target harga Rp14.000 per saham.
Di sisi lain, AMRT disukai karena berkat kemampuannya menjaga margin melalui fokus pada ritel kebutuhan pokok yang tetap tangguh di tengah tantangan konsumsi. Saham pengelola minimarket Alfamart itu direkomendasikan beli dengan target harga Rp3.500.
Dalam riset terpisah, analis OCBC Sekuritas Jessica Leonardy, menjelaskan bahwa ICBP masih menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan pendapatan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF).
“Sebagai pemimpin pasar mi instan, ICBP diuntungkan oleh kekuatan harga yang unggul, yang memungkinkannya mempertahankan margin kotor yang kuat,” jelas Jessica dalam laporan yang dirilis kemarin, Selasa (21/1/2025).
Adapun, OCBC Sekuritas masih menyematkan rating beli untuk saham INDF dengan target Rp8.700.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.