Bisnis.com, JAKARTA -- Harga minyak dunia melanjutkan reli kenaikan setelah penurunan stok minyak mentah AS di atas perkiraan. Kenaikan lanjutan juga disulut kekhawatiran pasokan oleh sanksi AS terhadap perdagangan energi Rusia.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (16/1/2025) pukul 10.14 WIB, harga minyak mentah jenis Brent naik 25 sen atau 0,3% menjadi US$82,28 per barel setelah naik 2,6% ke level tertinggi sejak 26 Juli pada sesi sebelumnya.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS naik 26 sen atau 0,32% menjadi US$80,30 per barel setelah naik 3,3% pada hari Rabu, mencapai level tertinggi sejak 19 Juli.
Harga minyak dunia naik setelah Badan Informasi Energi AS melaporkan pada hari Rabu bahwa stok minyak mentah domestik turun untuk ketujuh kalinya berturut-turut minggu lalu, penurunan terpanjang sejak Juli 2021.
Pasokan minyak mentah global diperkirakan akan semakin ketat dalam beberapa bulan mendatang karena sanksi baru AS terhadap produsen minyak dan kapal tanker Rusia telah membuat pelanggan utama Moskow mencari barel pengganti di seluruh dunia, sementara tarif pengiriman juga melonjak.
Sanksi terbaru dapat mengganggu pasokan dan distribusi minyak Rusia secara signifikan, menurut Badan Energi Internasional dalam laporan pasar minyak bulanannya pada hari Rabu.
Baca Juga
Pendiri Commodity Context Rory Johnston menuturkan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+, yang telah membatasi produksi selama dua tahun terakhir, kemungkinan akan berhati-hati dalam meningkatkan pasokan meskipun harga baru-baru ini naik.
"Kelompok produsen telah mengalami begitu seringnya optimisme yang pupus selama tahun lalu sehingga cenderung bersikap hati-hati sebelum memulai proses pelonggaran pemangkasan," katanya.
Di sisi lain, tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan menukar sandera Israel dengan tahanan Palestina membatasi reli harga minyak.