Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat, Sentuh Rp16.175 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp16.175 pada perdagangan hari ini, Senin (30/12/2024).
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp16.175 pada perdagangan hari ini, Senin (30/12/2024). Rupiah menguat bersama mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,37% ke Rp16.175 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS flat pada level 107,99.

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang menguat 0,06%, Singapura dolar naik 0,01%, dolar Taiwan menguat 0,11%, dan won Korea Selatan menguat 0,24% pagi ini. 

Kemudian peso Filipina melemah 0,14%, rupee India melemah 0,32%, yuan China melemah 0,03%, ringgit Malaysia turun 0,02%, dan baht Thailand menguat 0,45% per dolar AS pagi ini. 

Melansir Reuters, mata uang dolar AS bergerak flat dibandingkan dengan rivalnya pagi ini. Kenaikan imbal hasil Treasury AS telah menjadi pendorong bagi dolar, dengan imbal hasil obligasi acuan 10 tahun mencapai level tertinggi dalam lebih dari 7 bulan pekan lalu. 

Pada hari Senin, imbal hasil tersebut tetap mendekati angka tersebut, yaitu 4,625%.  

"Meskipun hampir semua forecast memprediksi dolar AS akan melemah pada 2024, dolar tampaknya akan menutup tahun ini dengan penguatan terhadap semua mata uang utama, dengan greenback tetap menjadi yang dominan," kata Chris Weston, Head of Research Pepperstone, broker Australia.

Sepanjang bulan ini, indeks dolar naik 2,3%, sehingga total kenaikan tahun ini mencapai 6,6%.  

Dolar telah menguat selama 3 bulan berturut-turut, didukung oleh ekspektasi kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, seperti pelonggaran regulasi, pemotongan pajak, kenaikan tarif, dan pengetatan imigrasi, akan mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan inflasi, sehingga menjaga imbal hasil AS tetap tinggi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper