Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rebound pada akhir tahun seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru.
Biasanya, peningkatan permintaan barang-barang konsumsi, seperti pakaian, elektronik, dan makanan akan mendorong sektor manufaktur dan distribusi.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG ditutup melemah 1,19% pada perdagangan akhir bulan lalu, Jumat (29/11/2024) ke level 7.114,26. IHSG pun ambrol 6,07% dalam sebulan perdagangan atau sepanjang November 2024. Adapun, sepanjang tahun ini hingga November 2024 (year to date/YtD), IHSG telah turun 2,18%.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menjelaskan pada akhir tahun ekonomi meningkat seiring dengan perayaan Natal dan tahun baru.
Sektor-sektor seperti ritel, pariwisata, dan perhotelan pun akan mendapat manfaat besar dari lonjakan belanja konsumen dan perjalanan liburan.
Dari global, China akan merilis data Caixin Manufacturing PMI untuk November 2024, yang diperkirakan akan menunjukkan angka 50,5, sedikit lebih tinggi dari angka Oktober yang tercatat 50,3.
Baca Juga
"Kenaikan di atas ekspektasi pasar menunjukkan bahwa sektor manufaktur China lebih kuat dari yang diperkirakan," ujar Imam dalam keterangan tertulis pada Minggu (1/12/2024).
AS juga akan merilis data PMI, yaitu ISM Manufacturing PMI untuk November 2024, dengan konsensus pasar memperkirakan angka 47,5, sedikit lebih baik dibandingkan dengan hasil bulan Oktober yang tercatat 46,5.
Selain PMI, AS juga akan merilis data tingkat pengangguran untuk November 2024 yang diperkirakan tetap berada di 4,1%. Sama seperti data sebelumnya, pasar juga akan tetap berharap tingkat pengangguran AS tetap di level 4,1% atau lebih tinggi, hal ini dapat meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Sementara itu dari domestik, data inflasi untuk November 2024 diperkirakan akan turun ke level 1,5% yoy dari periode sebelumnya di 1,72% yoy. Meskipun masih dalam target BI di 2,5%±1%, namun angka tersebut sudah menyentuh batas bawah dari target BI dan mengindikasikan bahwa daya beli konsumen mengalami penurunan.
Adapun, koreksi yang terjadi pada IHSG pada November 2024 disebut seiring dengan larinya dana asing dari pasar saham Indonesia. Tercatat, nilai jual bersih atau net sell asing dari pasar saham Indonesia mencapai Rp15,26 triliun sepanjang November 2024.
Iman menjelaskan kondisi pasar saham pada November 2024 menunjukkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan global dan domestik yang memengaruhi pergerakan indeks.
Dari sisi sentimen global, ada Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Oktober 2024 dan rencana pengenaan tarif Donald Trump.
Kondisi tersebut memicu arus keluar dana asing (capital outflow) dari pasar saham dan obligasi di Indonesia. Pasalnya, investor global cenderung memilih aset berbasis dolar AS yang menawarkan imbal hasil lebih menarik.
Selain itu, tekanan terhadap nilai tukar rupiah bisa meningkat, yang dapat memperbesar biaya impor dan memengaruhi stabilitas harga domestik.
Dari dalam negeri, ada sentimen Pilkada Serentak 2024 dan rencana kenaikan PPN 12% yang juga memengaruhi pasar saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.