Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Pesona ADRO Pudar hingga Suara Nyaring PPN

Selain ADRO, sejumlah laporan khas lainnya turut tersaji di antaranya penundaan PPN makin nyaring, emiten pelayaran, belanja FMCG hingga saham untung buntung.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) di Jakarta, Selasa 25/6/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) di Jakarta, Selasa 25/6/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis, JAKARTA — Pesona PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) seakan pudar seiring dengan masa cum date dividen yang terlewati. Saham Perseroan menyentuh auto reject bawah (ARB) dan kapitalisasi pasar menguap.

Laporan tersebut menjadi satu dari lima berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Minggu (1/12/2024). Sejumlah laporan khas lainnya turut tersaji di antaranya penundaan PPN makin nyaring, emiten pelayaran, belanja FMCG hingga saham untung dan buntung selama pekan Pilkada. Bertikut selengkapnya:

1.      Pesona Alamtri Resources (ADRO) Pudar Usai Cum Date Dividend Kelar

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham ADRO turun hingga 24,64%, ke level Rp2.080 per saham pada penutupan Bursa kemarin, Jumat (29/11/2024). Saham ADRO turun hingga 680 poin, dari harga sebelumnya pada level Rp2.760 per saham. 

Penurunan saham ini turut membuat kapitalisasi pasar atau market capitalization ADRO menguap hingga Rp20,9 triliun menjadi Rp63,9 triliun. Sehari sebelumnya, market cap ADRO mencapai Rp84,9 triliun.

Dengan penurunan tersebut, saham ADRO tercatat telah melemah 44,5% selama 1 bulan, dan jatuh 40,91% selama 3 bulan terakhir. 

Saham ADRO ambrol usai melewati masa cum date dividend pada 26 November. Sebagaimana diketahui, ADRO akan membagikan dividen dengan nilai sebesar-besarnya US$2,6 miliar atau sekitar Rp41,77 triliun. 

ADRO tercatat telah menentukan kurs untuk dividennya yaitu sebesar Rp15.888 per dolar AS. Dengan demikian, investor akan mendapatkan dividen senilai Rp1.358,18 per saham. 

2.      Desakan Penundaan Kenaikan PPN Makin Nyaring

Desakan penundaan hingga pembatalan kenaikan PPN menjadi 12% mulai tahun 2025 makin kencang. Selain diragukan tak bisa mengerek penerimaan negara, risiko kenaikan tarif bisa mengganggu perekonomian yang sudah lemah. 

Pelaksanaan kenaikan PPN tahun depan sudah di depan mata. Namun, beleid warisan era Joko Widodo ini mendapat penolakan dari berbagai lapisan masyarakat. Pasalnya, kondisi ekonomi sedang didera oleh lemahnya konsumsi. 

Peluang dibatalkannya beleid ini masih ada. Buktinya, pemerintah terus mengkaji risiko pelemahan daya beli yang dapat disebabkan oleh kebijakan tersebut. 

Meski demikian, belum ada kepastian soal penundaan. Menteri Keuangan Sri Mulyani bungkam saat ditanyai wartawan soal rencana kenaikan tarif PPN. 

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Dwi Astuti tidak menampik bahwa Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyatakan kemungkinan besar kenaikan tarif PPN akan ditunda. Oleh sebab itu, pihaknya akan menunggu keputusan pasti.

3.      Emiten Pelayaran Mencari Rute Lewati Badai Demi Perbaiki Kinerja

Emiten pelayaran mencatatkan kinerja keuangan yang jeblok hingga kuartal III/2024. Saham pun ikut melemah. Mereka mencari rute alternatif melewati badai tersebut demi memperbaiki kinerja

PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) misalnya. Laba Perseroan turun 35,01% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$41,34 juta atau Rp656,1 miliar (asumsi kurs Rp15.871 per dolar AS) per kuartal III/2024. 

Laba yang jatuh beriringan dengan turunnya pendapatan SMDR 7,12% YoY menjadi US$529,49 juta atau Rp8,4 triliun per kuartal III/2024.

Emiten selanjutnya adalah PT Temas Tbk. (TMAS) yang mencatatkan penurunan laba 36,04% YoY menjadi Rp404,71 miliar. Meski begitu, pendapatan Perseroan naik tipis 0,06% YoY menjadi Rp3,22 triliun.

PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. (NELY) juga sama meski susut tak terlalu dalam, yaitu 0,47% YoY menjadi Rp177,14 miliar per kuartal III/2024. Hal ini terjadi seiring dengan pendapatan yang turun 10,55% YoY menjadi Rp346,59 miliar.

Siapakah emiten selanjutnya?

4.      Selera Belanja FMCG dan Produk Teknologi Konsumen Indonesia Membaik

NielsenIQ (NIQ) melaporkan belanja konsumen Indonesia untuk produk kebutuhan sehari-hari dalam kategori fast moving consumer goods (FMCG) dan produk teknologi pada kuartal ketiga 2024 meningkat 1,7% menjadi Rp256 triliun.

Belanja di sektor FMCG berkontribusi 81% terhadap total pengeluaran tersebut, adapun kategori produk teknologi, yang meliputi PC, tablet, dan ponsel, menyumbang sebesar 19%.

“Konsumen menunjukkan selera belanja yang lebih baik pada kuartal ketiga 2024, meskipun masih lambat, baik untuk FMCG maupun produk teknologi," kata Wiwy Sasongko, Executive Director for Retail Vertical NIQ di Indonesia, Sabtu (30/11/2024).

Laporan bertajuk NIQ Retail Spend Barometer Indonesia memberikan gambaran lengkap mengenai belanja ritel untuk di berbagai sektor di Indonesia, termasuk produk FMCG dan produk Teknologi.

Gambaran dari berbagai kategori dan kanal distribusi ini berdasarkan data aktual penjualan ritel dan diterbitkan setiap kuartal oleh NIQ untuk memberikan gambaran prioritas belanja konsumen kepada pelaku industri ritel.

Untuk kategori FMCG, sektor minuman dan makanan di sekitarnya (ambient food) adalah pendorong pertumbuhan, sementara pertumbuhan di kategori produk teknologi terdorong oleh produk teknologi informasi dan telekomunikasi.

5.      Saham-Saham Paling Untung dan Buntung pada Pekan Pilkada Serentak

Pilkada serentak yang dianggap sebagai salah satu katalis positif pasar saham tak serta-merta mengangkat emiten di Bursa Efek Indonesia sepenuhnya. Ada saham perusahaan yang mengalami untung, ada pula yang buntung.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan, yaitu 25—29 November 2024, saham PT Jakarta International Hotels & Development Tbk. (JIHD) memimpin penguatan dengan kenaikan 94,98%. Dari Rp1.395 pada pekan sebelumnya menjadi Rp2.720 per lembar. 

Di posisi berikutnya ada saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. (INPC) yang membukukan kenaikan 73,02% menjadi Rp436 per lembar atau dari sebelumnya berada pada level Rp252 per saham.

Pada peringkat ketiga daftar top gainers selama sepekan dihuni oleh saham PT Voksel Electric Tbk. (VOKS). Emiten produsen kabel listrik tersebut mencatatkan kenaikan sebesar 66,15% atau 138 poin menjadi Rp324 per lembar.

PT Electronic City Indonesia Tbk. (ECII) menghuni peringkat keempat dengan kenaikan 63,30% menuju level Rp356 per saham. PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. (DPUM) berada di peringkat kelima lewat pertumbuhan harga saham 29,63% ke Rp70 per saham. 

Saham lainnya adalah PT Natura City Developments Tbk. (CITY) naik 28%, PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW) naik 24,64%, dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) yang naik 22,82%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper