Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi atas perdagangan saham PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) mulai sesi I perdagangan hari ini, Selasa (22/10/2024).
BEI mengumumkan suspensi saham dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Singaraja Putra Tbk. (SINI).
"Sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham SINI pada perdagangan tanggal 22 Oktober 2024," papar pengumuman Bursa.
Penghentian sementara perdagangan saham INTD tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Tujuannya ialah memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham PT Singaraja Putra Tbk. (SINI).
"Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," imbuh BEI.
Berdasarkan data RTI Business, harga saham SINI naik 9,93% atau 430 poin ke level Rp4.760 per lembar pada Jumat (18/10), kemudian, pada awal pekan kemarin, Senin (21/10) saham SINI kembali menguat 9,24% atau 490 poin ke posisi Rp5.200 per lembar.
Baca Juga
Dalam sebulan terakhir, saham SINI telah melonjak 188,89%, dan sepanjang tahun berjalan 2024 saham SINI telah terbang 494,29%.
Saham PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) sebelumnya masuk radar pemantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah terjadi pergerakan harga saham dan pola transaksi yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Mengutip keterbukaan informasi BEI pada 26 Agustus 2024, saham SINI mengalami peningkatan harga saham di luar kebiasaan, dan BEI pun tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut.
"Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," ujar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangannya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.