Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek & Rekomendasi Saham 5 Perusahaan Terbaik Dunia Asal Indonesia versi TIME

ASII, BBNI, ADRO, BMRI, dan CPIN masuk daftar 1.000 perusahaan terbaik versi majalah TIME. Bagaimana rekomendasi saham lima emiten ini?
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Terdapat lima perusahaan go public asal Indonesia yang masuk dalam daftar 1.000 perusahaan terbaik di dunia versi majalah TIME dan Statista. Kelima perusahaan itu berkode saham ASII, BBNI, ADRO BMRI, dan CPIN.  

Secara terperinci, PT Astra International Tbk. (ASII) berada di peringkat ke-435 dengan skor 87,54. Posisi tersebut diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang menghuni peringkat 892 dengan perolehan skor 79,51. 

Selanjutnya ada PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) di peringkat ke-908 dengan skor 79,19, lalu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menghuni posisi 914 lewat raihan 78,94, dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) di peringkat 961 dengan skor 75,58. 

Majalah TIME dan Statista memasukkan 1.000 perusahaan terbaik di dunia dan memberikan peringkat mengacu skor tertinggi. Skor ini berdasarkan survei kepuasan karyawan, pertumbuhan pendapatan, dan data terkait environmental, social, and governance (ESG). 

“Banyak perusahaan papan atas telah memberikan dampak sosial positif yang serupa sambil menghasilkan pendapatan dan membuat karyawan mereka senang pada saat yang sama,” tulis Jurnalis Majalah TIME Alana Semuels dikutip dari laporannya.

Adapun, jawara pertama dalam daftar tersebut adalah Apple Inc. lalu disusul Accenture yang berada di posisi kedua dan Microsoft menempati peringkat ketiga.

 

Berikut kinerja dan prospek saham 5 perusahaan Indonesia:

PT Astra International Tbk. (ASII) 

Astra merupakan perusahaan konglomerasi yang menaungi entitas bisnis di sektor otomotif, perkebunan, pertambangan batu bara, nikel, dan emas, penjualan alat berat, kontraktor pertambangan, hingga jasa keuangan dan infrastruktur.

Dari lantai bursa, banderol saham ASII berada di level Rp5.075 per saham hingga akhir perdagangan Jumat (13/9/2024). Harga itu mencerminkan penurunan sebesar 10,18% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD), tetapi menguat 16,40% dalam 3 bulan terakhir. 

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan ASII akan mendapatkan katalis positif dari permintaan kredit yang meningkat karena ada potensi penurunan borrowing cost saat suku bunga acuan mulai turun.   

“Penurunan suku bunga acuan bisa meningkatkan kinerja bottom line dan top line ASII,” ujar Nafan saat dihubungi Bisnis pada Kamis (12/9/2024). 

Dengan katalis tersebut, Mirae Asset Sekuritas menyematkan rekomendasi akumulasi beli alias accumulative buy untuk ASII dengan target harga Rp5.250 per saham. 

 

PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) 

BNI merupakan salah satu bank pelat merah yang fokus pada segmen korporasi. Perusahaan yang dikomandoi oleh Royke Tumilaar itu telah membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp10,7 triliun hingga semester I/2024. 

Sementara itu, saham BBNI saat ini bercokol di posisi Rp5.625 per saham. Secara YtD, harga saham pelat merah tersebut tumbuh 4,65% dan melonjak 26,98% selama 3 bulan. Total kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp209,80 triliun. 

Analis Maybank Sekuritas Jeffrosenberg Chen Lim dan Jocelyn Santoso, dalam risetnya baru-baru ini, memilih BBNI sebagai salah satu saham favorit pada paruh kedua tahun ini. Adapun target saham perusahaan dipatok pada level Rp5.900 per saham.

PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)   

Adaro merupakan perusahaan energi yang memiliki tiga pilar bisnis, yaitu Adaro Energy, Adaro Minerals, dan Adaro Green. Perusahaan berkapitalisasi pasar Rp112,88 triliun itu mencatatkan volume penjualan 34,94 juta ton batu bara pada semester I/2024. 

Dalam perkembangan terbaru, ADRO berencana menjual seluruh sahamnya di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Berdasarkan keterbukaan informasi, perseroan akan menawarkan 99,99% saham AAI atau setara 7 miliar saham yang dimiliki secara langsung.

Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menjelaskan rencana spin-off membuat saham ADRO melonjak 13,6% pada sesi perdagangan pertama, Kamis (12/9/2024) dan ditutup menguat 9,38% menuju level Rp3.850 per saham.

“Kami percaya respons positif pasar pada sesi perdagangan pertama terutama didorong oleh ekspektasi dividen tunai yang lebih tinggi secara signifikan dari ADRO,” ujar Darmawan. 

Sampai dengan Jumat (13/9/2024), saham ADRO bertengger di level Rp3.670 dengan pertumbuhan 54,20% YtD. Beberapa sekuritas, seperti RHB, OCBC Sekuritas, dan Ciptadana Sekuritas merekomendasikan beli dengan rentang target Rp3.900 – Rp4.000.

 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)  

Bank Mandiri merupakan bank pelat merah yang saat ini dipimpin oleh Darmawan Junaidi sebagai Direktur Utama. BMRI telah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 14 Juli 2003. Pada semester I/2024, perseroan mencetak laba bersih konsolidasi sebesar Rp26,55 triliun. 

Di lantai bursa, saham BMRI berada di level Rp7.275 hingga akhir pekan lalu. Banderol ini mencerminkan kenaikan 20,25% YtD dan menguat 22,78% dalam 3 bulan terakhir. 

Analis Saham Sekuritas BCA Achmad Yaki mengatakan prospek saham perbankan masih cukup bagus seiring dengan ekspektasi keputusan The Fed melakukan pemangkasan suku bunga. 

Menurutnya, likuiditas mahal dominan lantaran suku bunga yang tinggi, maka penurunan suku bunga dapat berpotensi positif bagi perbankan dibantu dengan penguatan rupiah. 

Dia mengungkapkan bahwa saham big four perbankan, salah satunya BMRI, masih menarik untuk dicermati dan melanjutkan akumulasi beli. Rekomendasi buy disematkan untuk BMRI dengan target harga Rp7.650 per saham. 

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)  

Charoen Pokphand Indonesia merupakan perusahaan pakan ternak, unggas, dan pengolahan produk unggas terintegrasi yang resmi melantai pada 1991. Hingga paruh pertama tahun ini, CPIN mencetak Rp32,96 triliun, dengan dan laba bersih Rp1,76 triliun.

Saham CPIN hingga perdagangan Jumat (13/9) berada di level Rp4.800. Mahar tersebut memperlihatkan penurunan 4,48% sepanjang tahun berjalan.   

Tim Riset Samuel Sekuritas menilai saham CPIN bakal dihadapkan pada kondisi kekhawatiran terkait dampak La Nina yang diperkirakan mempengaruhi harga bahan baku. Kendati demikian, rekomendasi beli disematkan kepada CPIN dengan target harga Rp5.500.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan ke depan kinerja keuangan dan saham emiten unggas masih menjanjikan, didorong oleh katalis positif. Saham CPIN juga direkomendasikan beli dengan target Rp6.100 per saham.

“Ada kebijakan pemerintahan baru, kebijakan makan siang gratis yang menjadi katalis positif, karena permintaan terhadap mkanan bergizi, termasuk ditopang emiten unggas semakin meningkat,” ujar Nafan kepada Bisnis baru-baru ini. 

 ---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper