Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham konsumer non-siklikal yang dihuni ICBP, INDF, MYOR, hingga UNVR kembali menghijau usai sempat bertahan lama di zona merah.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham konsumer non-siklikal atau IDXNONCYC ditutup menguat 0,95% ke 725,98 pada Selasa (10/9/2024).
Kenaikan tersebut membuat indeks kembali bertumbuh 0,50% secara year-to-date (YtD), setelah sehari sebelumnya masih mengalami penurunan sebesar 0,45% sepanjang tahun berjalan.
Peningkatan indeks sejalan dengan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2024 yang mengindikasikan adanya penguatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi.
Hal itu tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2024 yang berada di level 124,4, atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yakni 123,4.
Di sisi lain, kinerja penjualan eceran pada periode yang sama juga mengindikasikan kenaikan karena Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8% year-on-year (YoY).
Baca Juga
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan indeks konsumer non-siklikal mulai memperlihatkan kenaikan karena saham-saham konsumer, seperti ICBP dan INDF yang memiliki bobot terbesar juga mengindikasikan penguatan.
“Adanya penguatan pada penjualan ritel ini menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat. Hal tersebut bisa berdampak positif ke depan jika daya beli masyarakat masih terjaga,” ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Selasa (10/9/2024).
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menilai bahwa sejatinya indikasi peningkatan IKK dan IPR dapat mempengaruhi kinerja indeks.
Namun, dia melihat bahwa hasil survei IKK belum menjadi faktor dasar bagi para pelaku pasar untuk berinvestasi di saham-saham konsumer non-siklikal.
Terkait dengan saham konsumer non-siklikal, Reza memfavoritkan saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY), saham PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP).
“Selain itu, meningkatnya konsumsi masyarakat harusnya berimbas positif pada emiten poultry, seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. [JPFA], PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. [CPIN], dan PT Malindo Feedmill Tbk. [MAIN],” tutur Reza kepada Bisnis.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.