Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 14 Agustus 2024

Mata uang rupiah diproyeksi menguat pada perdagangan Rabu (14/8/2024), meski masih dibayangi oleh fluktuasi pasar.
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah diproyeksi kembali bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu (14/8/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,77% atau 122,5 poin ke posisi Rp15.832 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menguat 0,09% ke posisi 103,049.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,42%, baht Thailand melemah 0,05%, dan won Korea melemah 0,15%.

Sementara itu, mata uang yang menguat di antaranya ringgit Malaysia menguat 0,15%, yuan China menguat 0,10%, dolar Hong Kong menguat sebesar 0,02%, peso Filipina menguat 0,62%, dolar Taiwan menguat 0,02%, dolar Singapura menguat sebesar 0,10%, dan rupee India stagnan 0,00%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah berpotensi ditutup menguat direntang Rp15.750-Rp15.860 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (14/8/2024). 

Menurutnya, fokus pekan ini akan tertuju pada data indeks harga konsumen dari AS, yang akan dirilis pada Rabu (14/8/2024). Pembacaan tersebut diharapkan menunjukkan inflasi sedikit mereda pada Juli.

Tanda-tanda penurunan inflasi yang lebih lanjut memberi Federal Reserve lebih banyak dorongan untuk memangkas suku bunga, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa ekonomi AS menuju resesi.

Dia menjelaskan bahwa pasar terbagi atas pemotongan 25 dan 50 basis poin pada September, dengan data inflasi pada Rabu nanti, kemungkinan akan memberikan lebih banyak wawasan tentang potensi pemotongan.

Adapun di luar data inflasi, pembacaan produksi industri dan penjualan eceran juga akan memberikan lebih banyak isyarat tentang ekonomi terbesar di dunia pada pekan ini.

18:45 WIB
Besok Kamis (15/8/2024), Gerak Rupiah Dibayangi Data Ekonomi AS
Besok Kamis (15/8/2024), Gerak Rupiah Dibayangi Data Ekonomi AS

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi bahwa untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.600-Rp15.710 per dolar AS.

Dia mengatakan pada perdagangan Rabu (14/8/2024), mata uang rupiah ditutup menguat tajam 157,5 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 160 poin di level Rp15.675 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.832,5 per dolar AS.

Menurutnya, ada banyak faktor yang menyebabkan ekonomi global mengalami tekanan a.l. kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dikabarkan terancam resesi. Para pelaku pasar keuangan memperkirakan AS bakal mengalami hard landing usai mengalami inflasi yang tinggi.

"Inilah yang terjadi pada pekan lalu, yang menunjukkan volatilitas besar dari sisi ekonomi AS dan pengaruhnya ke seluruh dunia," ujarnya dalam riset.

Sementara itu, kondisi perekonomian di Eropa masih terpantau rentan karena sentimen geopolitik, serta perang antara Ukraina dan Rusia.

Kemudian, perekonomian China mengalami pertumbuhan yang melambat pada kuartal II/2024 di angka 4,7%, di antaranya karena masalah pinjaman dalam negeri yang besar.

18:33 WIB
Rupiah Berpotensi Terapresiasi ke Rp15.400 per dolar AS
Rupiah Berpotensi Terapresiasi ke Rp15.400 per dolar AS

Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp15.400-Rp16.000 per dolar AS hingga akhir tahun ini. 

Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist MAMI, mengatakan sejumlah katalis positif dan negatif masih mewarnai pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada paruh kedua tahun ini. 

Salah satunya, perubahan ekspektasi The Fed pada Juli yang membuat tekanan terhadap rupiah mulai reda dan investor asing mulai mencatat pembelian bersih di pasar saham dan obligasi.

"Tekanan rupiah yang mereda juga diindikasikan oleh rata-rata imbal hasil lelang SRBI [Sertifikat Rupiah Bank Indonesia] yang menurun,” ujarnya, Rabu (14/8/2024). 

Ke depan, lanjutnya, faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas rupiah di antaranya perubahan ekspektasi Fed Fund Rate (FFR), pemilu Amerika Serikat, outlook postur RAPBN 2025, stabilitas inflasi domestik, dan kebijakan pemerintah baru.

"MAMI sendiri memperkirakan rupiah hingga akhir tahun masih berada di kisaran Rp15.400–Rp16.000 per dolar AS," ungkapnya. 

Menurut Katarina, meredanya tekanan pada rupiah dan kembalinya arus dana asing ke pasar domestik menjadi faktor pendukung bagi kebijakan Bank Indonesia (BI). Dikombinasikan dengan faktor penurunan inflasi ke batas bawah target dan konsumsi domestik yang cenderung lemah, BI diproyeksi memiliki ruang untuk memangkas suku bunga.

Meski begitu, besaran pemangkasan suku bunga oleh BI diperkirakan lebih konservatif dibandingkan dengan pemangkasan suku bunga The Fed.

“Hal ini dilakukan untuk memperlebar selisih suku bunga dengan AS demi menjaga stabilitas Rupiah. Hingga akhir 2025, pasar memperkirakan BI Rate akan turun 100 basis poin dan suku bunga The Fed turun sebesar 150 bps,” kata Katarina.

Katarina meyakini stabilitas rupiah yang berkesinambungan akan menjadi kunci titik balik sentimen investor di pasar finansial Indonesia.

16:40 WIB
Rupiah Paling Perkasa di Asia
Rupiah Paling Perkasa di Asia

Rupiah tampil perkasa di antara nilai tukar lain di kawasan Asia pada perdagangan Rabu (14/8/2024). Rupiah memimpin penguatan dengan kenaikan 1% ke posisi Rp15.675 per dolar AS. 

Di belakang rupiah, won Korea Selatan terapresiasi 0,74% ke level 1.355,66 dan ringgit Malaysia menguat 0,59% ke level 4,421 terhadap dolar AS. Penguatan signifikan juga dialami oleh dolar Taiwan 0,5% dan dolar Singapura 0,16%. 

Berbanding terbalik, yen Jepang justru melemah terhadap dolar AS dengan penurunan 0,19% ke level 147,12.

 

16:33 WIB
Ditutup Menguat, Rupiah Parkir di Level Rp15.675 per Dolar AS
Ditutup Menguat, Rupiah Parkir di Level Rp15.675 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah tampil perkasa pada perdagangan hari ini, Rabu (14/8/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 1% atau 158 poin ke posisi Rp15.675 per dolar AS. 

Dalam sebulan terakhir, rupiah sudah menguat 3,15% terhadap greenback. Namun, mata uang garuda masih melemah 1,76% secara year-to-date.

Penguatan rupiah terjadi saat indeks dolar memerah. Dollar Index Spot tercatat turun 0,08% dan mendarat di level 102,47 hingga pukul 16.30 WIB.

09:05 WIB
Dolar AS Melemah, Rupiah Terapresiasi ke Kisaran Rp15.700
Dolar AS Melemah, Rupiah Terapresiasi ke Kisaran Rp15.700

Rupiah dibuka di level Rp15.830 per dolar AS pada perdagangan Rabu (14/8/2024). Level itu mencerminkan penguatan sebesar 2 poin dari penutupan kemarin Rp15.832 per dolar AS.

Hingga 09.05 WIB, rupiah begerak pada rentang Rp15.699--Rp15.830 per dolar AS. Adapun saat ini, rupiah menguat 106 poin atau 0,7% ke level Rp15.719 per dolar AS. 

Selain terhadap rupiah, dolar AS juga melemah terhadap yen Jepang sebesar 0,12%, won Korea Selatan 0,8%, dolar Singapura 0,01%, dan bhat Thailand 0,23%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper