Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin mengalami penurunan atau anjlok sebesar 2,7% di pasar kripto. Sementara harga token kripto lapis kedua, seperti Ether, Solana dan Dogecoin, juga mengalami kerugian yang lebih besar
Dilansir dari Bloomberg, penurunan aset digital tersebut terjadi pada Selasa (18/6/2024). Harga token Bitcoin Cs menyentuh level terendah dalam satu bulan, pada pukul 1:20 siang Bitcoin diperdagangkan sekitar US$65,740 di Singapura.
Penurunan ini disebabkan oleh arus keluar dari produk investasi aset digital dan prospek suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dalam jangka panjang sehingga melemahkan pasar kripto.
Berdasarkan data CoinShares International Ltd, pada minggu lalu sekitar US$600 juta ditarik dari produk aset digital. Terbesar sejak Maret 2024.
Inflasi yang sulit diturunkan menyebabkan para pedagang mengurangi ekspektasinya terhadap penurunan suku bunga The Fed di tahun 2024, hal ini menjadi tantangan bagi kripto.
Saham dan obligasi memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan Bitcoin di kuartal II/2024, sehingga terjadi perubahan haluan dari kuartal I/2024, tepatnya saat aset digital unggul secara signifikan dari pasar tradisonal.
Baca Juga
Chief Executive Officer BTC Markets Pty Caroline Bowler menyampaikan kripto semakin terpapar oleh pemicu makro. Dia juga menegaskan akan tetap optimis terhadap prospek kripto dalam jangka panjang.
Sementara itu, dikutip dari Bloomberg, Selasa (18/6/2024), terdapat laporan lokal mengenai peraturan baru yang akan diterapkan di Korea Selatan sehingga dapat memaksa bursa untuk mengurangi jumlah token yang tersedia bagi investor.
Laporan tersebut kemungkinan membuat beberapa pedagang mengalami ketakutan.
Sejak awal tahun 2023, harga Bitcoin telah meroket sebesar empat kali lipat dan menyentuh level tertinggi di bulan Maret 2024 sebesar US$73,798, yang dibantu oleh permintaan dana khusus yang diperdagangkan di bursa AS.
Akhir-akhir ini, reli harga Bitcoin juga menurun seiring moderasi arus masuk Exchange Traded Fund (ETF). (Ahmadi Yahya)