Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi BREN ARB Berjilid-Jilid, IHSG Bisa Ambrol ke Bawah 7.000?

Pada perdagangan hari ini, Rabu (29/5/2024) BREN menjadi salah satu pemberat IHSG yang anjlok hingga 1,56%.
Jajaran Direksi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) bersama Direksi Bursa Efek Indonesia dalam ceremony pencatatan perdana saham, Senin (9/10/2023). Saham BREN dibuka ARA di hari perdana perdagangannya. (Bisnis/Artha Adventy)
Jajaran Direksi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) bersama Direksi Bursa Efek Indonesia dalam ceremony pencatatan perdana saham, Senin (9/10/2023). Saham BREN dibuka ARA di hari perdana perdagangannya. (Bisnis/Artha Adventy)

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang masuk papan pemantauan khusus dan diperdagangkan dengan mekanisme full call auction diproyeksi akan menjadi beban IHSG dalam jangka pendek. 

Pada perdagangan hari ini, Rabu (29/5/2024) BREN menjadi salah satu pemberat IHSG yang anjlok hingga 1,56%. BREN yang diperdagangkan dengan mekanisme FCA anjlok menyentuh batas bawah atau Auto Rejection Bawah (ARB) ke posisi Rp10.125 per saham. 

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengatakan anjloknya saham BREN hari ini adalah reaksi jual sebagai respon negatif dari pasar. 

“Bukan karena BREN sebulan FCA lalu sebulan ARB terus. Sesekali pasti bisa rebound, dan ini hanya aksi jual sebagai respon negatif pasar saja,” kata William saat dihubungi, Rabu (29/5/2024). 

William menyebut aksi investor saat ini hanya akan terjadi dalam jangka pendek saja. Serta IHSG akan kembali bergerak sideways di rentang 7.000 - 7.180. 

Senada, Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan meski menjadi pemberat bagi IHSG hari ini, saham BREN kemungkinan akan rebound di pekan ketiga di periode FCA. 

“Mungkin selama beberapa hari, BREN akan turun dan membebani IHSG,” kata Teguh. 

Lebih lanjut, Teguh bahkan memprediksi IHSG bisa ambrol kembali ke bawah 7.000. Jatuhnya IHSG akibat terseret BREN yang diproyeksi anjlok dalam jangka pendek. 

Hal ini, kata Teguh, didasari oleh perdagangan yang belakangan menjadikan BREN, AMMN dan segelintir saham-saham konglomerat sebagai penopang IHSG saat saham big caps lainnya turun. 

“Karena sejak awal IHSG sendiri bisa bertahan di 7.000 karena BREN. Padahal BBCA, BBRI, BMRI dan saham lainnya turun,” lanjutnya. 

Selain berimbas pada volatilitas IHSG, masuknya saham BREN ke dalam PPK FCA berpotensi membatalkan potensi masuk FTSE Global Equity Index. Hal ini tentu akan menghilangkan potensi masuknya aliran dana investor asing ke pasar saham. 

Teguh menjelaskan lebih lanjut jika BREN yang batal masuk FTSE index maka Manajer Investasi Global tidak akan masuk dan mengoleksi saham BREN sebagai salah satu portofolionya. 

Seperti yang diketahui, Bursa Efek Indonesia memasukkan BREN ke dalam papan pemantauan khusus dengan mekanisme perdagangan full call auction. 

Awalnya Bursa menilai harga saham BREN naik signifikan. Kenaikan harga yang signifikan tersebut menjadi alasan Bursa Efek Indonesia menjatuhkan suspensi saham BREN selama dua hari Senin (27/5/2024) hingga Selasa (28/5/2024). 

Saham BREN kemudian kembali diperdagangkan pada Rabu (29/5/2024) dan masuk papan pemantauan khusus dengan kriteria nomor 10 yaitu saham sempat disuspensi lebih dari satu hari perdagangan. 

Pada perdagangan hari ini, saham BREN diperdagangkan dengan mekanisme full call auction. 

Mekanisme FCA ini adalah mekanisme perdagangan menggunakan kuotasi bid–offer yang hanya akan dipasangkan pada jam-jam tertentu yang sesuai dengan sesi perdagangan masing-masing. Selanjutnya, harga saham akan ditetapkan berdasarkan volume perdagangan terbesar.

Hari ini, saham BREN jatuh menyentuh batas bawah 10% ke level Rp10.125 per saham. Sejak awal perdagangan saham BREN sudah ARB. 

Saham BREN sendiri telah naik 1.198% sejak melantai di Bursa Efek Indonesia September 2023 lalu. BREN melantai di Bursa dengan harga Rp780 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper