Bisnis.com, JAKARTA - Halving Bitcoin yang keempat diprediksi terjadi sebentar lagi, lebih tepatnya akan terjadi pada bulan ini atau April 2024.
Para investor sedang berusaha memprediksi dampak dari halving terhadap harga Bitcoin dengancara mengamati kinerja halving-halving yang pernah terjadi sebelumnya.
Kecepatan akan berkurang setengahnya dalam perilisan Bitcoin baru yang beredar setiap empat tahun sekali. Mekanisme ini memiliki fungsi untuk mencegah dari dampak inflasi yang diakibatkan oleh perilisan total persediaan Bitcoin yang terlalu cepat. Seperti diketahui, total persediaan Bitcoin telah ditentukan sebanyak 21 juta Bitcoin.
Halving kali ini ini diprediksi akan memangkas imbalan yang didapatkan oleh para penambang atau miner yang melakukan validasi transaksi di blockchain, awalnya 6,25 menjadi 3,125 Bitcoin per blok.
Interim Country Manager Luno Indonesia Aditya Wirawan menyampaikan mekanisme halving telah diatur dengan algoritma yang tersedia pada jaringan Bitcoin. Dengan demikian, tidak ada yang bisa memprediksi terkait halving Bitcoin mempengaruhi harga aset kripto terbesar itu.
“Mekanisme Halving telah diatur dalam algoritma yang ada di jaringan Bitcoin sebagai langkah untuk mengurangi inflasi. Tidak ada jaminan dan tidak ada yang bisa memprediksi apakah harga Bitcoin akan turun, naik atau tetap sama setelah halving di bulan April ini,” ujar Aditya Wirawan dalam siaran pers, Selasa (16/4/2024).
Baca Juga
Kenaikan harga Bitcoin secara dramatis terjadi di halving Bitcoin pada bulan Mei 2020 dan dua periode halving sebelumnya. Aditya menyampaikan siklus halving Bitcoin kali ini berbeda dengan siklus sebelumnya karena melihat rally Bitcoin menyentuh level harga tertinggi baru yang belum lama terjadi.
Selain itu, siklus yang berbeda kali ini kemungkinan disebabkan oleh ketertarikan investor institusional yang mengalami peningkatan akibat dari persetujuan ETF Bitcoin di Amerika Serikat (AS).
“Siklus kali ini sudah terlihat berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya di mana Bitcoin untuk pertama kalinya dalam sejarah menguji harga tertinggi baru menjelang halving,” ujar Aditya.
Aditya juga menyampaikan tidak ada jaminan bagi yang memercayai terhadap halving yang akan mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin.
“Bahkan jika Anda meyakini bahwa halving merupakan faktor pendorong utama dari kenaikan harga Bitcoin, tidak ada jaminan bahwa hal ini akan terus terjadi di masa depan,” ujar Aditya.
Para analis juga menilai halving tidak akan memberikan efek terhadap harga Bitcoin. Exchange-traded fund (ETF) Bitcoin pertama di AS telah disetujui pada beberapa bulan menjelang halving.
Pasalnya, aliran dana yang telah masuk ke ETF Bitcoin tercatat mencapai lebih dari US$6 miliar atau setara dengan Rp95 triliun. Pada Maret 2024, harga Bitcoin menyentuh level tertinggi di Luno, yakni lebih dari Rp1 miliar.
Adanya aliran dana yang masuk dari investasi institusional dan ETF membuat industri kripto kini berbeda dengan situasi pada lima dan sepuluh tahun yang lalu sehingga siklus halving kali ini berbeda dibandingkan siklus halving sebelumnya, serta Bitcoin juga masih termasuk aset yang relatif baru.
Dampak Halving Bitcoin
Pada 2012, terjadi halving Bitcoin pertama dan harga dari Bitcoin saat itu senilai US$12. Setelah halving pertama ini harga BTC pada akhir 2013 mengalami kenaikan yang awalnya US$12 ke kisaran US$1.000.
Pada 9 Juli 2016, terjadi halving Bitcoin kedua dan harga Bitcoin saat itu kisaran US$640. Kemudian, harga Bitcoin mengalami kenaikan menyentuh di level US$2.550 pada bulan Juli 2017.
Pada 11 Mei 2020, terjadi halving Bitcoin ketiga dan nilai tukar Bitcoin menyentuh di level US$8.750 dan satu tahun kemudian harganya pun melonjak naik hingga menyentuh level US$62.000.
Halving Bitcoin tidak memberikan efek apapun terhadap jumlah dan sifat Bitcoin tetapi berdampak pada imbalan yang akan diterima oleh penambang Bitcoin.
Pada halving Bitcoin yang pertama tahun 2012, hanya terdapat 43.000 alamat Bitcoin. Pada halving yang kedua tahun 2016 hanya terdapat tujuh juta alamat Bitcoin. Kini, tercatat lebih dari 46 juta alamat Bitcoin yang di dalamnya berisi lebih dari US$1.
Kemudian, halving Bitcoin tidak akan berdampak pada turunnya keseluruhan persediaan Bitcoin tetapi total persediaan akan mengalami kenaikan secara terus-menerus hingga mencapai batas yang telah ditentukan sebanyak 21 juta pada sekitar tahun 2140.
Halving hanya menahan kecepatan dari perilisan Bitcoin baru dengan memangkas imbalan penambang supaya Bitcoin bisa mempertahankan kelangkaannya. (Ahmadi Yahya)