Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global tertekan penguatan dolar AS jelang hasil rapat kebijakan The Fed yang memberikan arah suku bunga.
Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menurun pada Selasa (19/3/2024) atau Rabu pagi WIB karena indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman April 2024 tercatat menurun US$4,60 atau 0,21% menjadi ditutup pada US$2.159,79 per ounce.
Federal Open Market Committee (FOMC) menggelar pertemuan kebijakan moneter yang dimulai Selasa (19/3/2024) pagi dan akan berakhir Rabu (20/3/2024) sore dengan pernyataan dan konferensi pers dari Ketua Fed Jerome Powell.
Meskipun tidak ada perubahan kebijakan yang diharapkan, para investor seperti biasa menunggu hasil pertemuan tersebut untuk mendapatkan petunjuk tentang arah dan waktu kebijakan moneter ke depan.
Analis pasar memperkirakan periode volatilitas sebelum pertemuan FOMC selesai, dan melihat penurunan harga emas sebagai peluang untuk membeli komoditas tersebut.
Baca Juga
Pada Selasa (19/3/2024), Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pembangunan rumah baru AS mengalami rebound sebesar 10,7% di bulan Februari dengan pertumbuhan tahunan (annual pace) 1,52 juta unit.
"Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar dalam sembilan bulan terakhir. Data ekonomi yang positif semakin melemahkan harga emas," mengutip Antara.
Terkait logam mulia perak, untuk pengiriman Mei menurun 13,00 sen atau 0,51% menjadi ditutup pada US$25,135 per ounce. Harga platinum untuk pengiriman April menurun US$20,10 atau 2,18% ditutup menjadi US$901,10 per ounce.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya mengatakan pasar kini memperkirakan kurang dari tiga pemotongan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, turun dari hampir dua kali lipat dibandingkan pada awal tahun ini, menurut data LSEG.
Ibrahim menjelaskan menurut FedWatch Tool dari CME Group kontrak berjangka menunjukkan sekitar 51% kemungkinan penurunan suku bunga pertama pada bulan Juni, juga turun tajam dari ekspektasi sebelumnya.
Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun yang menjadi acuan naik ke level tertinggi tiga minggu di 4,348%. Kenaikan ini menambah kekuatan dolar karena pasar memperkirakan suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Ibrahim juga menyebut fokus pasar pada hari Rabu ini adalah apakah para pembuat kebijakan Fed akan mengubah proyeksi mereka, atau melakukan dot plot terhadap perekonomian dan penurunan suku bunga untuk tahun ini dan dua tahun mendatang.
"The Fed pada bulan Desember memproyeksikan pelonggaran sebesar 75 basis poin pada tahun 2024," ucapnya.