Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Turun dari Rekor Tertinggi, Efek Prospek Permintaan dan Konflik Timur Tengah

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 melemah -0,16% atau -0,13 poin menjadi US$79,06 per barel pada pukul 19.00 WIB.
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah menurun dari level tertinggi dalam tiga minggu terakhir. Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran terus menerus dalam prospek permintaan yang mengimbangi ketegangan di Timur Tengah

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (19/2/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 melemah 0,16% atau 0,13 poin menjadi US$79,06 per barel pada pukul 19.00 WIB. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak April 2024 juga melemah 0,31% atau 0,13 poin ke US$83,21 per barel.

Untuk diketahui, penurunan harga minyak mentah terjadi karena adanya kekhawatiran mengenai surplus pasar yang disebutkan oleh Badan Energi Internasional (IEA). 

Namun, perjalanan di China, selaku importir utama di dunia, melampaui tingkat perjalanan sebelum pandemi selama periode liburan Tahun Baru Imlek. Hal ini menawarkan potensi titik terang dalam prospek konsumsi yang tak merata. 

Di lain sisi, serangan terhadap pelayaran di Laut Merah dan perang Israel-Hamas membuat harga tidak jatuh terlalu jauh. Adapun, ada insiden baru pada Senin (19/2) yang memaksa awak kapal meninggalkan kapal di wilayah tersebut.

Israel menuturkan bahwa akan melancarkan serangan darat di wilayah Rafah di Gaza kecuali para sandera dibebaskan sebelum pertengahan Maret 2024. Dorongan dan tarikan faktor-faktor bearish dan bullish telah menyebabkan penurunan volatilitas.

“Kami memperkirakan Brent akan diperdagangkan pada level saat ini dalam beberapa minggu mendatang,” jelas Kepala Penelitian di A/S Global Risk Management, Arne Lohmann Rasmussen dalam catatannya. 

Lanjutnya, dia menuturkan bahwa risiko geopolitik merupakan risiko yang positif, bersamaan dengan pemangkasan produksi OPEC+

Taruhan bullish pada minyak mentah Brent juga berada pada level tertinggi sejak 2021, setelah risiko geopolitik yang meningkat di Timur Tengah, yang menyumbang sekitar sepertiga dari produksi minyak mentah dunia. 

Adapun pasar bahan bakar kini juga menjadi fokus di tengah salah satu periode perdagangan paling aktif untuk produk olahan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini lantaran kenaikan harga tahun ini melampaui kenaikan harga minyak mentah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper