Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah mengantongi mandat pemeringkatan surat utang korporasi sebesar Rp42,28 triliun per 31 Januari 2024. Adapun, perusahaan dari sektor pertambangan tercatat memiliki rencana penerbitan surat utang paling jumbo.
Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengatakan, dari sisi mandat yang diterima Pefindo pada Januari 2024 mengindikasikan ada pemulihan ke depannya, dan lebih baik dibandingkan tahun 2023.
"Ini cukup signifikan mandat-mandat yang kami terima, dari berbagai sektor. Ada pertambangan atau mining menjadi sektor yang memang mendominasi di pasar," ujar Dito dalam konferensi pers Pefindo, Selasa, (13/2/2024).
Pefindo mencatat rencana penerbitan surat utang dari perusahaan sektor pertambangan sebesar Rp6,6 triliun dari tiga perusahaan. Disusul sektor perbankan sebesar Rp5,5 triliun dari dua perusahaan.
Kemudian, industri pulp and paper memiliki rencana penerbitan sebesar Rp5,26 triliun, diikuti pembiayaan non-multifinance sebesar Rp4,66 triliun, hingga konstruksi sebesar Rp3 triliun.
“Jadi kalau ditotal mandat Rp42,28 triliun yang sudah kami terima dari 32 perusahaan. Namun memang biasanya dari sisi realisasi akan bertahap juga. Jadi memang ini tidak akan secara langsung,” jelasnya.
Baca Juga
Jika ditilik berdasarkan jenis surat utangnya, penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi berkontribusi paling jumbo dengan nilai Rp20,71 triliun, disusul oleh obligasi sebesar Rp14,15 triliun, PUB sukuk senilai Rp2,54 triliun, medium term notes (MTN) Rp2,2 triliun, dan sukuk Rp2,67 triliun.
Sementara itu, berdasarkan institusi, secara total, mandat yang diperoleh dari BUMN dan BUMD sebesar Rp18,96 triliun dari 15 perusahaan. Sedangkan non-BUMN berkontribusi sebesar Rp23,31 triliun dari 17 perusahaan.
Adapun, total penerbitan surat utang nasional pada tahun 2023 tembus Rp130,81 triliun, dengan rincian Pefindo menerbitkan Rp100,68 triliun, sedangkan lembaga pemeringkat lainnya sebesar Rp30,12 triliun.
Kendati demikian, realisasi penerbitan surat utang tersebut turun 20,05% secara year-on-year (yoy) dibandingkan realisasi tahun 2022 sebesar Rp163,63 triliun. Sedangkan per Januari 2024, penerbitan surat utang nasional sebesar Rp7,13 triliun.
Daftar Mandat Obligasi yang Diterima Pefindo per 31 Januari 2024 dan Belum Listing:
No |
Sektor |
Jumlah Perusahaan |
Rencana penerbitan |
1. |
Pertambangan |
3 |
Rp6,6 triliun |
2. |
Perbankan |
2 |
Rp5,5 triliun |
3. |
Industri bubur kertas dan tisu |
2 |
Rp5,26 triliun |
4. |
Konstruksi |
2 |
Rp3 triliun |
5. |
Perdagangan dan distribusi |
2 |
Rp3 triliun |
6. |
Properti |
6 |
Rp2,87 triliun |
7. |
Pembiayaan non-multifinance |
2 |
Rp4,66 triliun |
8. |
Lembaga keuangan khusus |
1 |
Rp2,4 triliun |
9. |
Perusahaan induk |
1 |
Rp2 triliun |
10. |
Telekomunikasi |
2 |
Rp1,95 triliun |
11. |
Multifinance |
2 |
Rp1,5 triliun |
12. |
Barang konsumsi |
2 |
Rp1 triliun |
13. |
Kimia |
1 |
Rp1 triliun |
14. |
Logam |
1 |
Rp500 miliar |
15. |
Persewaan otomotif |
1 |
Rp500 miliar |
16. |
Pelabuhan |
1 |
Rp230 miliar |
17. |
Perkebunan |
1 |
Rp200 miliar |
18. |
Modal Ventura |
1 |
Rp100 miliar |
|
Total |
32 |
Rp42,28 triliun |