Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan Senin (12/2/2024) seiring dengan sentimen Pemilu 2024 yakni pemilihan presiden pada 14 Februari 2024.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan mengawali pekan jelang pesta demokrasi di dalam negeri, aura sentimen positif akan terlihat pada pola gerak IHSG. IHSG juga didukung data ekonomi seperti cadangan devisa.
"Dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam kondisi uptrend dimana jika terjadi peluang koreksi minor masih dapat dimanfaatkan oleh Investor untuk melakukan akumulasi pembelian terutama untuk saham saham berfundamental kuat," paparnya dalam publikasi riset.
Pada Senin (12/2/2024) IHSG berpotensi menguat dalam rentang 7.123-7.272. Rekomendasi saham pilihannya adalah BBCA, BBNI, BBRI, TLKM, JSMR, UNVR, ICBP, ITMG, KLBF.
Sementara itu, IHSG selama sepekan pendek 5-7 Januari 2024 ditutup mengalami pelemahan 0,05% ke 7.2385,15 dari 7.238,78 pada pekan sebelumnya.
Investor asing terpantau memborong saham dalam sepekan pendek 5-7 Januari 2024 jelang libur Isra Mikraj dan Imlek, meskipun IHSG melemah. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan aksi beli bersih atau net buy investor asing sebesar Rp12,38 triliun secara year-to-date (ytd) hingga akhir perdagangan Rabu, (7/2/2024).
Baca Juga
Saham paling diburu asing pada pekan ini ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan net buy masing-masing Rp1,1 triliun. Adapun, saham BMRI naik 4,51% sepekan ke Rp6.950, sedangkan saham BBRI naik 2,63% ke Rp5.850 per saham.
Jika berkaca secara historis pada Pemilu di tahun-tahun sebelumnya, IHSG selalu mengalami kenaikan. Misalnya, pada Pemilu 2004 periode Januari-September IHSG naik 2,32%.
Berlanjut ke Pemilu 2009 periode yang sama, IHSG naik 8,30%. Berikutnya pada Pemilu 2014 IHSG menguat 2,54%, sedangkan pada Pemilu 2019 IHSG hanya naik 0,48%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.