Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan perubahan terhadap konstituen pada indeks emiten pembagi dividen dengan yield tinggi atau IDX High Dividend 20. Periode efektif hasil evaluasi mayor ini berlaku 5 Februari 2024 hingga 4 Februari 2025.
Berdasarkan data BEI, dikutip Selasa (30/1/2024), lima penghuni baru IDX High Dividend 20 adalah PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
Tujuh anggota baru ini menggantikan tujuh anggota lama atau yang terdepak dari perhitungan IDX High Dividen 20 yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR), PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA), PT H.M Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX).
Sebagai catatan, BEI meluncurkan IDX High Dividend 20 sejak 17 Mei 2018. Indeks tersebut berisi 20 saham perusahaan tercatat yang secara rutin membagikan dividen tunai dan memiliki imbal hasil dividen yang cukup besar kepada para pemegang sahamnya.
Daftar saham pada IDX High Dividend 20 ini juga dipilih dengan mempertimbangkan kriteria likuiditas yang baik serta dengan pertimbangan kapitalisasi pasar emiten. Adapun, saham yang menghuni indeks tersebut konsisten membagikan dividen tunai setidaknya selama 3 tahun terakhir.
Ketika diluncurkan, BEI menilai IDX High Dividen 20 merupakan salah satu indeks yang bertujuan memudahkan investor, terutama investor pemula yang ingin masuk dalam pasar modal dengan preferensi yang lebih spesifik dibandingkan IHSG ataupun LQ45.
Berikut daftar anggota IDX High Dividen 20 berlaku efektif 5 Februari 2024 - 4 Februari 2025
IDX High Dividend 20 | ||
---|---|---|
Kode | Emiten | Rasio Free Float |
ADRO | Adaro Energy Indonesia | 40,26% |
AMRT | Sumber Alfaria Trijaya | 45,38% |
ANTM | Aneka Tambang | 34,84% |
ASII | Astra International | 45,09% |
BBCA | Bank Central Asia | 42,41% |
BBNI | Bank Negara Indonesia (Persero) | 39,84% |
BBRI | Bank Rakyat Indonesia (Persero) | 46,28% |
BMRI | Bank Mandiri (Persero) | 39,93% |
BRPT | Barito Pacific | 28% |
ICBP | Indofood CBP Sukses Makmur | 20% |
INDF | Indofood Sukses Makmur | 49,57% |
INKP | Indah Kiat Pulp & Paper | 36,62% |
ITMG | Indo Tambangraya Megah | 34,73% |
KLBF | Kalbe Farma | 41,09% |
PTBA | Bukit Asam | 33,43% |
SMGR | Semen Indonesia (Persero) | 48,77% |
TLKM | Telkom Indonesia (Persero) | 47,81% |
TPIA | Chandra Asri Petrochemical | 14,9% |
UNTR | United Tractors | 37,81% |
UNVR | Unilever Indonesia | 14,47% |