Bisnis.com, JAKARTA — Kiwoom Sekuritas Indonesia resmi meluncurkan aplikasi trading dan investasi terbaru yang bernama HERO. Peluncuran itu digelar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, (29/1/2024).
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia, Changkun Shin mengatakan, seiring dengan peluncuran aplikasi HERO tersebut, pihaknya menargetkan pertumbuhan investor baru sebanyak 9.000 investor hingga akhir tahun 2024, atau naik dua kali lipat dari jumlah saat ini.
“Mungkin sekarang kami ada nasabah yang aktif itu 9.000-an. Saya ingin ada penambahan 9.000 nasabah yang baru. Jadi naik dua kali lipat menjadi 18.000 sampai akhir tahun," ujar Shin ditemui di Gedung BEI pada Senin, (29/1/2024).
Adapun, Kiwoom Sekuritas juga membidik nasabah baru dari kalangan anak muda. Menurut Shin, saat ini 80% nasabah Kiwoom Sekuritas berasal dari kalangan anak muda, sehingga pihaknya bekerja sama dengan sejumlah universitas untuk memperbanyak jangkauan nasabah anak muda.
"Kami sekarang banyak melakukan literasi edukasi untuk mahasiswa dan anak-anak muda yang berniat untuk berinvestasi," kata dia.
Sebagai informasi, Kiwoom Sekuritas Indonesia (KSI) adalah anak perusahaan dari Kiwoom Securities Co, Ltd di Korea Selatan dengan kepemilikan saham sebanyak 99%. Sementara itu, Kiwoom Securities merupakan sekuritas online trading nomor 1 dengan pangsa pasar terbesar di Korea sejak tahun 2005.
Baca Juga
"Pangsa pasar di nomor satu di Korea dan dengan investor ritel sebesar 30% di seluruh Korea. Kalau ritel dan institusi digabung itu 20%. Itu yang angka yang tahun lalu," jelas Shin.
Ke depan, Shin mengatakan Kiwoom Sekuritas Indonesia juga akan meluncurkan berbagai inovasi baru, termasuk dengan merambah ke produk investasi berbasis syariah.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menambahkan, aplikasi HERO akan membantu masyarakat untuk lebih mudah dalam mengakses investasi di pasar modal.
“Dengan inisiatif seperti ini, tentu akan mendukung kampanye yang sudah diluncurkan BEI, yaitu Aku Investor Saham, dan memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya untuk menikmati potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia,” ujar Jeffrey menambahkan.