Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja beberapa sektor saham tercatat underperforming pada tahun 2023. Analis melihat masih terdapat peluang dan saham-saham pilihan pada sektor-sektor tersebut.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Andi melihat saham-saham berkategori cyclical atau sensitif pada kondisi ekonomi dapat menjadi pilihan pada tahun ini.
"Tahun lalu memang terjadi outflow pada saham-saham yang masuk dalam kategori cyclical. Hal tersebut akibat adanya pengetatan kebijakan moneter bank sentral dengan kenaikan suku bunga acuan dan normalisasi harga untuk komoditas global," kata Oktavianus, Kamis (4/1/2024).
Dia menuturkan salah satu pendorong bagi saham-saham di sektor tersebut adalah sikap para bank sentral, termasuk Bank Indonesia yang diperkirakan akan lebih dovish dibanding tahun 2023. Hal ini karena inflasi yang sudah mulai terkendali.
Kiwoom Sekuritas memilih beberapa saham dari beberapa sektor saham yang turun di 2023. Dari sektor energi, Kiwoom memilih saham MEDC dengan rekomendasi buy pada target harga atau target price (TP) Rp1.635, AKRA buy dengan TP Rp1.445, ADRO hold dengan TP Rp2.350, dan PTBA hold dengan TP Rp2.160.
Lalu, sektor kesehatan dengan pilihan KLBF hold di TP Rp1.530, dan SIDO hold pada TP Rp555. Sementara itu, untuk sektor industri Kiwoom Sekuritas memilih saham ASII dengan rekomendasi buy pada TP Rp7.550.
Baca Juga
Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan emiten-emiten di sektor teknologi saat ini lebih menitikberatkan kemampuan untuk meningkatkan GMV dan memanfaatkan stabilitas ekonomi domestik. Hal ini bisa berimplikasi positif pada peningkatan bottom line emiten-emiten tersebut.
Lalu, untuk sektor kesehatan, Nafan melihat kabar mutasi varian Covid JN-1 membuat harga emiten-emiten berbasis kesehatan terapresiasi. Akan tetapi, sentimen dari hal tersebut sudah mereda.
"Ini membuat rekomendasi sektor healthcare netral. Dari healthcare memang ada perubahan kebiasaan dan gaya hidup, dari biasanya langkah kuratif, sekarang menerapkan preventif," tuturnya.
Menurut Nafan, masih terdapat potensi perbaikan pada sektor kesehatan. Investor dapat menantikan kinerja laporan keuangan.
Sementara itu, sektor industri menurutnya juga masih mengalami lagging. Secara makro, kinerja industri cukup baik karena tergolong masih ekspansif selama 28 bulan berturut-turut.
"Sejatinya sektor industrial masih ada peluang menuju improving dari lagging," ucapnya.
Adapun, untuk sektor energi, Nafan menuturkan investor masih bisa selektif terhadap saham-saham yang terjadi oversold dan akumulasi. Dari situ, investor bisa memanfaatkan sentimen geopolitik yang terjadi.
Nafan memilih saham BUKA sebagai rekomendasi di sektor teknologi dengan TP terdekat Rp218, lalu MEDC di sektor energi dengan TP Rp1.160, ELSA dengan TP Rp406, ENRG dengan TP Rp250, ITMG dengan TP Rp26.425, PTBA dengan TP Rp2.590, dan HRUM dengan TP Rp1.385.
Lalu AKRA dengan TP terdekat Rp1.500, ESSA dengan Rp Rp660, ASII dengan TP Rp5.825, KLBF dengan TP Rp1.630, BREN TP pada Rp8.175, TOWR TP pada Rp975, dan INDF dengan TP Rp6.600.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.