Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) diestimasikan berpotensi menerima komisi jasa servis sebesar Rp117 miliar atau setara US$11,4 juta pada kuartal III/2023 dari Tiktok.
Sebagaimana diketahui, setelah kepengendalian Tokopedia diambil oleh Tiktok maka GOTO akan menerima komisi jasa servis dari setiap gross merchandise value (GMV) yang dihasilkan. Di sisi lain, pendapatan atau GMV yang diterima GOTO tidak akan dikonsolidasi ke laporan keuangan atau paparan kinerja.
Dalam materi yang diterbitkan dalam situs perusahaan terungkap estimasi nilai yang bisa diterima oleh GOTO. Estimasi GMV inti Tokopedia pada kuartal III/2023 setara US$2,9 miliar, dengan begitu GOTO diperkiakan menerima komisi jasa servis sebesar US$11,4 juta atau setara sekitar Rp177 miliar dengan menggunakan kurs sekitar Rp15.500.
Dalam paparannya, GOTO akan menyalurkan komisi tersebut untuk berkontribusi pada EBITDA GOTO.
Selain komisi, GOTO juga mendapatkan peluang untuk menkombinasikan bisnis on-demand services dan financial technology ke ekosistem Tokopedia Tiktok. Adapun dalam kedua inti bisnis tersebut yang bisa dimanfaatkan adalah pengiriman, pemberian pinjaman, dan pembayaran.
Adapun setelah transisi pengambilan alih kendali Tokopedia membuat, GOTO tidak dapat mengkonsolidasikan pendapatan dan beban Tokopedia. Dengan begiti, beban promosi dan pemasaran juga akan turut serta.
Baca Juga
Oleh sebab itu, GOTO berpotensi terhindar dari risiko bakar uang yang kian massif untuk mempertahankan pangsa pasar.
Sebagai informasi, transaksi antara GOTO dan Tiktok akan dimulai dengan Tokopedia mengakuisisi aset TikTok Shop senilai US$340 juta. Lalu Tikktok mengakuisisi saham Tokopedia i US$840 juta.
Adapun Tokopedia menerima promissory notes dari TikTok senilai US$1 miliar atau setara Rp15,7 triliun dengan perjanjian itu. Seusai transaksi selesai, TikTok akan mendapat 75,01% saham Tokopedia, sehingga kepemilikan GoTo Gojek Tokopedia akan terdilusi hingga menjadi 24,99%.
Tim riset Indo Premier Sekuritas yakni Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan menilai ada persepsi negatif dari pasar terhadap kesepakatan GOTO Tiktok yang melibatkan Tokopedia. Pasalnya setelah transaksi, alih-alih menguat saham GOTO amblas 20,37%.
“Penurunan harga saham dibenarkan mengingat aksi ambil untung setelah harga reli 93% [dari posisi terendah di Rp54], dengan pasar menempatkan nilai pemisahan [SOTP] lebih rendah dari sebelumnya US$2,5 miliar di SOTP kami menjadi US$2 miliar dan kepemilikan yang lebih rendah dari 100% menjadi 25%,” tegasnya.
Adapun skema bagi hasil yang terkait dengan pendapatan Tokopedia Tiktok dan GOTO sejauh ini masih dirahasiakan. Seperti yang diungkap manajemen, GOTO juga akan menerima pendapatan berulang dari transaksi dalam platform. Menariknya, pendapatan ini bersifat bersih (net) tanpa beban biaya.
“Menurut kami kesepakatannya bisa berdampak positif dalam jangka panjang, karena EBITDA yang disesuaikan Grup GoTo, segera berubah menjadi positif seiring kerugian dari Tokopedia kemungkinan mencapai Rp1,1 triliun pada 2023F tidak akan lagi dikonsolidasikan secara bersamaan,” ungkapnya.
Indo Premier juga menilai valuasi Tokopedia dan Tiktok Shop saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan potensinya. Valuasi Tokopedia senilai US$2 miliar sedangkan Tiktok Shop mencapai US$340 juta sehingga gabungan keduanya menciptakan nilai Rp36,53 triliun bila menggunakan kurs Rp15.611.
Mereka menilai kedua entitas anyar ini akan mendominasi pangsa pasar ecommerce sebesar 40%. Oleh sebab itu, Indo Premier mempertahankan peringkat beli dengan target harga Rp125 per saham tidak berubah sama sekali.