Bisnis.com, JAKARTA - Bos PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yakni Patrick S. Walujo melaporkan telah memborong saham dengan nilai transaksi sekitar Rp5 miliar setelah Tiktok merapat.
Patrick Sugito Walujo menjelaskan dirinya membeli 56.180.000 (56,18 juta) saham seri A GOTO yang diperoleh melalui transaksi pasar reguler di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah saham itu stara 0,05% dari modal ditempatkan dan disetor GOTO.
"Harga rata-rata pembelian adalah Rp89 per saham," jelasnya dalam keterbukaan informasi.
Transaksi pembelian saham dilakukan untuk tujuan investasi pribadi. Saham dimiliki langsung dan terdaftar atas nama Sugito Walujo. Patrick memegang 267,25 juta saham seri A GOTO atau 0,02% setelah transaksi, dari sebelumnya 211,07 juta saham atau 0,02%.
Alasa Patrick Walujo memborong saham perusahaan terkait rencana penjualan saham GOTO oleh sejumlah founder.
Patrick menjelaskan dirinya melakukan pembelian saham GOTO untuk memberikan rasa percaya diri di internal. Apalagi saham GOTO sempat mengalami kejatuhan.
Baca Juga
"Karena menurut saya, saya harus memberikan kepercayaan terhadap masa depan GOTO terutama untuk internal kami. Saya masuk saja membeli saham GOTO," jelasnya, Senin (6/11/2023).
Saham GOTO sempat mencapai level terendahnya Rp56 pada akhir Oktober 2023. Namun, kinerja saham GOTO berangsur menanjak setelah rilis laporan keuangan yang menunjukkan perbaikan kinerja.
Pada perdagangan hari ini, saham GOTO anjlok 5,32% atau 45 poin menjadi Rp89. Dalam sepekan saham GOTO sudah turun 3,26%.
Patrick tercatat dua kali memborong saham GOTO dalam beberapa bulan terakhir. Pada 16 Oktober 2023, Patrick membeli 148,15 juta saham GOTO Seri A di harga Rp67,5 per saham sehingga total dana yang dikeluarkan sebesar Rp10 miliar.
Sebelum transaksi, Patrick Walujo mengenggam 62,92 juta saham GOTO seri A dengan presentase kepemilikan sebesar 0,01% saham. Setelah dilakukannya transaksi, kepemilikan saham GOTO oleh Patrick Walujo bertambah menjadi sebanyak 211,07 juta atau setara 0,02% saham.
Pada 28 Agustus 2023, Patrick sudah terlebih dahulu memborong 62,92 juta saham GOTO Seri A di pasar reguler dengan harga rata-rata Rp90,22. Mengacu harga rata-rata itu, Patrick merogoh kocek sekitar Rp6,3 miliar.
Patrik juga menjelaskan aksi jual saham yang dilakukan petinggi GOTO, seperti William Tanuwijaya sudah melalui pembicaraan manajemen. Alasan penjualan untuk kebutuhan pribadi.
Tim riset Indo Premier Sekuritas yakni Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan menilai ada persepsi negatif dari pasar terhadap kesepakatan GOTO Tiktok yang melibatkan Tokopedia. Pasalnya setelah transaksi, alih-alih menguat saham GOTO amblas 20,37%.
“Penurunan harga saham dibenarkan mengingat aksi ambil untung setelah harga reli 93% [dari posisi terendah di Rp54], dengan pasar menempatkan nilai pemisahan [SOTP] lebih rendah dari sebelumnya US$2,5 miliar di SOTP kami menjadi US$2 miliar dan kepemilikan yang lebih rendah dari 100% menjadi 25%,” tegasnya.
Adapun skema bagi hasil yang terkait dengan pendapatan Tokopedia Tiktok dan GOTO sejauh ini masih dirahasiakan. Seperti yang diungkap manajemen, GOTO juga akan menerima pendapatan berulang dari transaksi dalam platform. Menariknya, pendapatan ini bersifat bersih (net) tanpa beban biaya.
“Menurut kami kesepakatannya bisa berdampak positif dalam jangka panjang, karena EBITDA yang disesuaikan Grup GoTo, segera berubah menjadi positif seiring kerugian dari Tokopedia kemungkinan mencapai Rp1,1 triliun pada 2023F tidak akan lagi dikonsolidasikan secara bersamaan,” ungkapnya.
Indo Premier juga menilai valuasi Tokopedia dan Tiktok Shop saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan potensinya. Valuasi Tokopedia senilai US$2 miliar sedangkan Tiktok Shop mencapai US$340 juta sehingga gabungan keduanya menciptakan nilai Rp36,53 triliun bila menggunakan kurs Rp15.611.
Mereka menilai kedua entitas anyar ini akan mendominasi pangsa pasar ecommerce sebesar 40%. Oleh sebab itu, Indo Premier mempertahankan peringkat beli dengan target harga Rp125 per saham tidak berubah sama sekali.
“Kami mempertahankan peringkat beli kami dengan target harga Rp125 per saham yang menyiratkan 7,3x EV/penjualan bersih pada 2024 sambil menunggu rincian lebih lanjut dan penyelesaian kesepakatan Tokopedia dan Tiktok pada kuartal I 2024.