Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. akan membagikan dividen US$500 juta atau setara US$0,015 per saham.
Manajemen BYAN dalam pengumumannya menyebutkan berdasarkan keputusan rapat Direksi dan rapat Komisaris pada 5 Desember 2023, BYAN memutuskan membagikan dividen interim. Dividen senilai US$500.000.025 (US$500 juta) atau setara US$0,015 per saham.
Pada Kamis (7/12/2023) kurs Jisdor ditetapkan Rp15.504 per dolar AS. Jika menggunakan asumsi kurs tersebut maka dividen BYAN setara Rp7,75 triliun atau Rp232,56 per saham. Namun demikian, BYAN belum mengumumkan nilai tukar tupiah terhadap dolar AS yang digunakan dalam pembagian dividen.
Berikut Jadwal Pembagian Dividen Interim Bayan (BYAN)
- Cum dividen pasar reguler dan negosiasi: 15 Desember 2023
- Ex dividen pasar reguler dan negosiasi: 18 Desember 2023
- Cum dividen pasar tunai: 19 Desember 2023
- Ex dividen pasar tunai: 20 Desember 2023
- Recording date: 19 Desember 2023
- Pembayaran dividen interim: 5 Januari 2023
Sementara itu, BYAN mengalami tekanan kinerja dengan mencatatkan penurunan laba bersih dan pendapatan per kuartal III/2023.
Berdasarkan laporan keuangan di laman BEI, BYAN mencatatkan laba bersih US$910,5 juta atau sekitar Rp14,13 triliun (kurs jisdor Rp15.524 per dolar AS) pada 9 bulan pertama 2023. Laba bersih BYAN menyusut 44,05% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 sebesar US$1,62 miliar atau sekitar Rp25,26 triliun.
Turunnya laba bersih, BYAN sejalan dengan pendapatan yang menyusut 17,65% yoy menjadi US$2,75 miliar atau sekitar Rp42,8 triliun, dibandingkan per kuartal III/2022 sebesar US$3,34 miliar atau sektar Rp51,97 triliun.
Baca Juga
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan BYAN ditopang dari batu bara sebesar US$4,52 miliar, diikuti pendapatan non-batubara sebesar US$948,56 juta. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar US$2,72 miliar.
Adapun, pelanggan ekspor terbesar BYAN dengan kontribusi di atas 10% yaitu China National Machinery Import and Export Corporation dengan menyumbang pendapatan sebesar US$201,61 juta. Sedangkan pendapatan dari pihak lainnya masing-masing di bawah 10%, totalnya mencapai US$2,18 miliar.
Menariknya, meski pendapatan turun, beban pokok perseroan justru naik 37,54% yoy menjadi US$1,43 miliar per 30 September 2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar US$1,04 miliar.
Alhasil, laba bruto BYAN turun 42,58% yoy menjadi US$1,32 miliar, dibanding kuartal III/2022 sebesar US$2,30 miliar.
Adapun, kas dan setara kas pada akhir periode BYAN tercatat sebesar US$451,04 juta, termasuk di dalamnya kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya yang berkaitan dengan devisa hasil ekspor sebesar US$141,57 juta. Capaian itu juga turun dibandingkan periode sama 2022 sebesar US$1,32 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset BYAN susut menjadi US$2,83 miliar per 30 September 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar US$3,94 miliar.
Liabilitas perseroan turun menjadi US$664,63 juta, dibanding posisi akhir 2022 sebesar US$1,95 miliar. Sedangkan ekuitas naik menjadi US$2,16 miliar, dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar US$1,99 miliar.
Sebagai informasi, berdasarkan data RTI per 31 Oktober 2023, Low Tuck Kwong sebagai pengendali BYAN mengenggam 61,05% saham, atau sebanyak 20,35 miliar saham BYAN.
Aksi korporasi terbarunya, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mengakuisisi PT Kariangau Power (KP) pada 30 November 2023. Adapun, KP juga dimiliki oleh Low Tuck Kwong. Setelah transaksi pengambilan saham, BYAN dan anak usahanya PT Bayan Energy (BE) masing-masing menguasai saham KP sebesar 75% dan 25%.