Bisnis.com, JAKARTA – Entitas Grup Pertamina PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN melalui PT Saka Energi Indonesia berkomitmen untuk melunasi utang obligasi global senilai US$156 juta setara Rp2,39 triliun (kurs Rp15.383) yang jatuh tempo pada Mei 2024.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN Fadjar Harianto Widodo mengatakan selama periode 2022 dan 2023, PGN bersama Saka Energi telah mengelaborasi aksi penyelesaian utang lebih cepat dari tanggal jatuh tempo.
“Sebagai gambaran likuiditas dan bisnis yang masih cukup baik, Saka pada 2024 akan tetap menggunakan dana internal untuk bayar obligasi yang jatuh tempo pada Mei 2024 senilai US$156 juta,” kata Fadjar dalam public expose live 2023, Rabu (29/11/2023).
Tahun ini, PGN dan Saka konsisten mengelola utang melalui mekanisme tender offer obligasi Saka yang dilaksanakan pada Juli hingga Agustus 2023. Setelah liability management ini, nilai utang senior uncecured fixed rate notes Saka berkurang menjadi US$156 juta, dari sebelumnya US$625 juta.
Sebagai informasi, surat utang yang dilunasi tersebut sebelumnya diterbitkan pada 26 April 2017 dengan bunga sebesar 4,45% per tahun dan dicatatkan di Bursa Efek Singapura.
Dari sisi neraca, total aset PGN tercatat sebesar US$6,68 miliar hingga September 2023, turun dari US$7,19 miliar dari akhir 2022. Total liabilitas PGN tercatat turun menjadi US$3,2 miliar di kuartal III/2023, dari US$3,75 miliar di akhir 2022
Baca Juga
Total liabilitas jangka pendek PGAS naik menjadi US$1,6 miliar yang diakibatkan utang obligasi senilai US$552,3 juta, sementara liabilitas jangka panjang PGN turun menjadi US$1,64 miliar. Adapun ekuitas bersih PGAS tercatat mencapai US$3,43 miliar per 30 September 2023, turun dari US$3,44 miliar per 31 Desember 2022.
Kas dan setara kas akhir periode PGN pada 30 September 2023 mencapai US$1,04 miliar, menyusut dibandingkan 30 September 2022 yang mencapai US$1,64 miliar.
“Arus kas konsolidasian merefleksikan posisi arus kas PGN yang kuat terutama didorong oleh arus kas operasi yang positif, selain ada pembayaran buyback obligasi dan dividen,” kata Fadjar.
Sementara itu dari sisi bottom line, laba bersih PGAS tercatat anjlok 36,08% menjadi US$198,4 juta hingga kuartal III/2023. Laba bersih ini turun dari US$310,5 juta secara tahunan. Laba per saham PGAS juga ikut turun menjadi US$0,0082 dari US$0,0128.
Adapun PGN membukukan pendapatan sebesar US$2,69 miliar atau setara Rp42,89 triliun pada 9 bulan 2023. Pendapatan ini naik tipis 1,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,64 triliun.
Pendapatan ini didorong oleh pendapatan dari pihak berelasi yang mencapai US$1,07 miliar, dan dari pihak ketiga sebesar US$1,61 miliar. Pendapatan dari pihak berelasi dan ketiga ini meningkat masing-masing 4,18% dan 0,38% secara tahunan atau year-on-year (yoy).