Bisnis.com, JAKARTA — Entitas Grup PT Astra International Tbk. (ASII) di sektor pertambangan dan alat berat, PT United Tractors Tbk. (UNTR) menargetkan penjualan alat berat merek Komatsu sejumlah 5.800 unit pada 2023, turun dari target sebelumnya 6.000 unit.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan penjualan alat berat UNTR dapat mencapai 5.800 unit sampai akhir 2023. Namun, proyeksi tersebut masih dalam tahap peninjauan ulang dari jajaran manajemen.
Realisasi penjualan alat berat merek Komatsu sepanjang Januari-September 2023 mencapai 4.365 unit, turun 3,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY) sebanyak 4.534 unit.
“Sebagian besar penurunan terjadi di sektor konstruksi karena menjelang Pemilu 2024 biasanya proyek infrastruktur melambat,” ujar Sara kepada Bisnis, Rabu, (25/10/2023).
Adapun, manajemen United Tractors sebelumnya memasang target penjualan alat berat hingga 6.000 unit sampai akhir tahun lantaran industri komoditas masih terbilang positif saat awal 2023.
Data terbaru Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) pada Senin (25/10/2022), menunjukkan produksi alat berat mencapai 6.248 sampai kuartal III/2023, turun 3,16% secara YoY dari 6.452 unit.
Baca Juga
Produksi alat berat pun masih didominasi oleh hydraulic excavator sebanyak 5.279 unit. Kemudian disusul oleh bulldozer 593 unit, dump truck 345 unit, dan motor grader sebanyak 31 unit.
Ketua Umum Hinabi Jamaluddin menyebut turunnya produksi alat berat disebabkan oleh sektor tambang yang sedang lesu akibat harga komoditas yang menurun. Adapun Hinabi masih memasang target produksi alat berat sebanyak 10.000 unit sampai akhir 2023.
“Penurunan ada di sektor mining. Salah satu penyebabnya commodity price,” ujar Jamaluddin kepada Bisnis, Senin (25/10/2023).
KINERJA UNTR
Sementara itu, PT United Tractors Tbk. (UNTR) membukukan penurunan penjualan emas dan batu bara pada September 2023.
Unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 13,04% menjadi 95,8 juta ton per September 2023, dari sebelumnya 83,3 juta ton pada 9 bulan 2022.
Volume pekerjaan pengupasan lapisan tanah (overburden removal/ OB) naik 18,94% menjadi 853,2 juta bank kubik meter (bcm) dari sebelumnya 691,6 juta bcm per September 2022.
Pada September 2023, rata-rata stripping ratio sebesar 9,4 kali naik dari bulan sebelumnya 8,9 kali. Total produksi batu bara 11,2 juta ton pada September 2023, turun dari bulan sebelumnya 13,5 juta ton, dan volume OB juga naik menjadi 105,8 juta bcm dari 119,8 juta bcm pada Juli 2023.
Kemudian, tambang batu bara milik UNTR dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). TTA mencatatkan penjualan 8,54 juta ton per September 2023, naik 9,01 persen dari 7,30 juta ton per Agustus 2022.
Pada Agustus 2023, penjualan batu bara mencapai 566.000 ton, dengan perincian batu bara thermal 453.000 ton dan batu bara metalurgi 113.000 ton. Penjualan batu bara tersebut turun dari Agustus 2023 sebesar 760.000 ton.
Sementara itu, unit usaha United Tractors di bidang pertambangan emas di Martabe, Sumatera Utara, dijalankan oleh PT Agincourt Resources. Agincourt mencatatkan total penjualan setara emas dari tambang emas Martabe mencapai 146.854 troy ons per September 2023, turun 47,10 persen dari periode yang sama tahun 2022 sebesar 216.033 troy ons.