Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Garuda (GIAA) Optimis Raup Laba Rp6,3 Triliun 2023

PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) optimis kinerja perseroan hingga akhir tahun, dengan proyeksi laba bersih sebesar US$399 juta atau sekitar Rp6,36 triliun.
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) optimistis terhadap kinerja perseroan hingga akhir tahun, dengan proyeksi laba bersih sebesar US$399 juta atau sekitar Rp6,36 triliun (kurs jisdor Rp15.943 per dolar AS).

Target laba bersih Rp6,3 triliun pada tahun fiskal 2023 itu disampaikan setelah GIAA mengalami serangkaian kerugian dalam periode yang berkelanjutan sebelumnya. Sejalan dengan target laba, Garuda Indonesia juga optimis jumlah penumpang bisa naik 60%.

Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan, target laba ini diharapkan bisa tercapai setelah perseroan berhasil melakukan restrukturisasi utang pada akhir 2022 dan adanya upaya penekanan biaya sewa pesawat.

"Garuda berhasil menurunkan harga sewa pesawat hingga 30%-50% setelah restrukturisasi, dan kini hanya membayar biaya sewa pesawat sesuai dengan durasi pemakaian pesawat kepada lessor," ujar Irfan dalam keterangannya, dikutip Senin, (23/10/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini manajemen Garuda saat ini sedang berfokus pada strategi penerbangan ke rute-rute yang potensial, antara lain penerbangan  Jakarta-Singapura dan Jakarta-Bali. 

Sebaliknya, rute-rute yang dirasa kurang menguntungkan, seperti Jakarta-Amsterdam, telah dikurangi frekuensi penerbangannya, dari tiga penerbangan seminggu menjadi hanya satu penerbangan seminggu.

Adapun, prospek kinerja GIAA diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir 2023. Beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan kinerja perseroan meliputi musim liburan kenaikan kelas, perjalanan umroh, serta periode puncak seperti Natal dan Tahun Baru.

Selanjutnya, Garuda berharap dapat menerima tiga dari lima pesawat narrow body yang telah dipesan pada akhir kuartal III/2023. Pada saat yang sama, GIAA dan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) telah menandatangani MoU yang mencakup tiga bentuk kerja sama. 

Perjanjian kerja sama itu meliputi kerja sama dalam bidang kargo antara Garuda Indonesia dan Air Asia Group, codeshare antara Citilink dan Air Asia, serta maintenance, repairs, dan operations (MRO) pesawat. 

Tak hanya itu, merger antara Pelita Air dan Citilink yang diharapkan akan rampung pada akhir tahun 2023 juga dianggap dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi perseroan.

“Dengan adanya merger ini, Garuda Indonesia Group akan lebih memperkuat posisinya di pasar penerbangan dalam negeri maupun internasional, sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan daya saing perusahaan secara keseluruhan,” pungkas Irfan.

Sejalan dengan beberapa faktor pemulihan tersebut, GIAA juga memproyeksikan akan meraih laba beruntun pada tahun-tahun mendatang, seperti target laba US$589 juta pada 2024, laba US$631 juta pada 2025, dan laba US$647 juta pada 2026.

Sebagai informasi, pada semester I/2023, GIAA mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$76,5 juta, atau berbalik rugi dari periode sama 2022 yang mencetak laba US$3,76 miliar. Di lain sisi, pendapatan perseroan naik signifikan.

Pendapatan Garuda terpantau naik 58,84 persen secara year-on-year (yoy) menjadi US$1,39 miliar atau sekitar Rp20,93 triliun, dibanding semester I/2022 yang sebesar US$878,69 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper