Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN Nusantara Power, sub-holding PT PLN (Persero) di bidang pembangkit listrik mengungkapkan akan segera melantai di bursa karbon menyusul PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang terlebih dulu tercatat di IDXCarbon.
Salah satu pembangkit milik PLN yang sedang dalam proses listing adalah PLTGU Blok 3 Muara Karang, yang kapasitanya sebesar 500 megawatt (MW). Rencananya, mereka akan resmi melantai per Senin, 23 Oktober 2023.
"Untuk saat ini kami sedang proses listing di bursa karbon untuk PLTGU Muara Karang, valuasinya itu kira-kira sebesar Rp54 miliar," ujar Account Executive PT PLN Nusantara Power Frans Adam, dalam acara Sosialisasi Bursa Karbon 2023 yang dikutip Minggu, (15/10/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, pada tahap pertama, skema perdagangan karbon dari PLN yang ditawarkan sebanyak 500.000 ton CO2. Kemudian pada tahap kedua ditawarkan sebanyak 400.000 ton CO2 di pasar negosiasi, pasar reguler, dan pasar lelang.
"Jadi sebelum tanggal 23 Oktober ini kami gencar melakukan roadshow, dan kami beberapa kali sudah kedatangan pembeli di kantor kami untuk di pasar nego. Di pasar nego ini kami bisa memberikan harga eksklusif yang bisa dinegosiasikan langsung di PLN Nusantara Power," kata dia.
Namun, Adam mengatakan untuk di pasar reguler harga perdagangan karbon sudah terbentuk dan tidak bisa melebihi batas atas dan bawah kurang lebih 20 persen.
Baca Juga
"Nantinya akan kami daftarkan di pasar reguler menyusul PT Pertamina," ujar Adam.
Sebagai informasi, sejauh ini jumlah pelaku perdagangan pada bursa karbon adalah sebanyak 16 pelaku, yang terdiri dari satu penjual yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dan 15 perusahaan sebagai pembeli.
Sementara perusahaan pembeli di antaranya adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Bank DBS Indonesia, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Lalu PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, dan anak usaha PT United Tractors Tbk. (UNTR) yakni PT Pamapersada Nusantara.
Adapun, unit karbon yang diperdagangkan tersebut berasal dari Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) yang menyediakan unit karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) di Sulawesi Utara.
Secara terpisah, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLTGU Blok 3 Muara Karang yang akan segera melantai di bursa karbon telah memiliki surat pengurangan emisi gas rumah kaca (SPE-GRK) dari Kementerian LHK, dan tercatat berhasil menurunkan hampir 1 juta ton C02 pada tahun 2022.
"Saat PLN masuk bursa beberapa waktu ke depan, kami akan langsung menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan untuk carbon trading yang belum dimiliki perusahaan lain," ujar Darmawan dalam keterangannya, Jumat, (29/9/2023).
Tidak hanya melantai di Bursa, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi 3 dari 4 aspek perdagangan karbon, yaitu perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa.
Adapun PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100% bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada Floating Storage and Regassification Unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG. PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan efisien yang menggunakan metode combine cycle.