Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akhirnya ditutup menguat hari ini setelah pengumuman private placement pada awal pekan ini, Selasa (3/10/2023). Meski demikian, saham GOTO tercatat masih berada dalam zona merah selama sebulan terakhir.
Technical Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan saham GOTO yang masih betah berada dalam zona merah diakibatkan oleh investor yang masih bersikap wait and see terhadap komitmen investasi dari IFC dan Franke & Co.
"Investor masih bersikap wait and see sambil menunggu kinerja GOTO apakah akan positif dari investasi ini," kata Andhika, Kamis (5/10/2023).
Selain itu, lanjut Andhika, investor juga masih melihat The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga yang menjadi sentimen negatif untuk sektor teknologi.
Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan hari ini saham GOTO ditutup menguat 2,44 persen ke level Rp84 per saham. Saham GOTO diperdagangkan pada harga Rp83-Rp86 sepanjang hari ini.
Selama sepekan terakhir, saham GOTO tercatat melemah 2,33 persen, dan telah melemah 7,69 persen selama sebulan terakhir. Sementara itu, secara year-to-date, saham GOTO melemah 7,69 persen.
Baca Juga
Andhika merekomendasikan untuk buy saham GOTO dengan support pada level Rp81, dan target harga pada Rp90.
Sebelumnya, Tim Riset JP Morgan memberikan rating overweight terhadap saham GOTO, dengan target price hingga Desember 2024 sebesar Rp135 per saham.
Tim Riset JP Morgan melihat salah satu katalis terhadap GOTO datang dari kemitraan investasi IFC sebesar US$125 juta dan investasi US$25 juta dari Franke & Company dalam bentuk obligasi yang dapat ditukar dengan harga pelaksanaan Rp135, dengan kupon semi tahunan sebesar 5 persen, jatuh tempo pada Oktober 2028.
JP Morgan berpikir GOTO tidak membutuhkan pendanaan tambahan karena masih memiliki kas sebesar US$1,7 miliar dalam bentuk kas dan menargetkan mencapai EBITDA yang disesuaikan dapat positif pada kuartal IV/2023.
"Tetapi kami percaya bahwa ini adalah langkah yang baik untuk lebih memperkuat neraca keuangan dalam hal lebih banyak investasi yang diperlukan untuk menghadapi persaingan dengan simpanan kas yang lebih besar," ucapnya.
______________________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca