Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Kamis 7 September 2023, Waspada Lonjakan Dolar AS

Rupiah berisiko tertekan dolar AS seiring dengan potensi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut.
Rupiah berisiko tertekan dolar AS seiring dengan potensi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut. Bisnis/Suselo Jati
Rupiah berisiko tertekan dolar AS seiring dengan potensi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut. Bisnis/Suselo Jati
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berisiko tertekan dolar AS yang menguat terhadap mata uang utama lainnya seiring dengan potensi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut.

Dolar AS pada Rabu (7/9/2023) membalikkan penurunan awal, setelah data AS menunjukkan sektor jasa-jasa secara mengejutkan meningkat bulan lalu yang membuka peluang untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, mengutip Antara.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,05 persen menjadi 104,8613 pada akhir perdagangan.

Indeks Aktivitas Bisnis PMI Jasa-jasa final AS dari Global S&P yang disesuaikan secara musiman tercatat 50,5 pada Agustus, turun tajam dari 52,3 pada Juli. Indeks Komposit direvisi lebih rendah dari 50,4 menjadi 50,2, terendah sejak bulan Februari.

“Data survei memberikan petunjuk meningkatnya risiko stagflasi, karena tekanan harga yang keras disertai dengan aktivitas bisnis yang hampir terhenti,” kata Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di S&P Global Market Intelligence.

Dolar melemah secara moderat setelah laporan tersebut, sebelum kemudian rebound, karena Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada Rabu (6/9/2023) bahwa PMI non-manufaktur naik menjadi 54,5 bulan lalu, angka tertinggi sejak Februari dan naik dari 52,7 pada Juli.

Peluang pasar untuk kenaikan suku bunga Fed sebesar seperempat poin pada November naik menjadi sekitar 60 persen, dari hampir 50 persen, setelah indeks jasa-jasa ISM pada Agustus dan pengukuran terkait harga dan lapangan kerja meningkat tajam.

“Jelas bahwa perekonomian AS masih jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan sebagian besar negara-negara G10 lainnya dan memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk memasuki resesi,” kata Helen Give, pedagang valuta asing di Monex USA di Washington.

“Dengan Inggris dan zona euro berada di ambang kontraksi, investor tidak punya pilihan selain menaruh kepercayaan mereka pada (perekonomian) AS.”

Data tersebut menunjukkan bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, meskipun hal ini tidak mengubah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunganya pada pertemuan akhir bulan ini.

Namun, para pejabat The Fed dalam dua hari terakhir memberikan nada dovish yang menunjukkan bahwa bank sentral AS dapat berhenti sejenak lagi untuk beberapa pertemuan berikutnya guna menilai lebih lanjut dampak pengetatan moneter terhadap data ekonomi.

Presiden Fed Boston Susan Collins mengatakan pada Rabu (6/9/2023) bahwa bank sentral akan bertindak hati-hati dalam mengambil langkah kebijakan moneter berikutnya.

Mata uang rupiah ditutup melemah pada perdagangan Rabu (6/9/2023) saat pasar khawatir akan pertemuan pejabat The Fed minggu ini. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,16 persen atau 24,5 poin ke posisi Rp15.294. Padahal di saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,06 persen ke posisi 104,70. 

Adapun sejumlah mata uang Asia bergerak bervariasi cenderung melemah di hadapan dolar AS. Sebut saja dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dolar Singapura melemah 0,10 persen, dolar Taiwan melemah 0,13 persen, won Korea melemah 0,01 persen, dan peso Filipina melemah 0,15 persen. 

Kemudian rupee India melemah 0,13 persen, yuan China melemah 0,09 persen, ringgit Malaysia melemah 0,23 persen, dan bath Thailand melemah 0,12 persen. 

Pada hari ini, hanya yen Jepang yang menguat 0,20 persen di hadapan dolar AS. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan saat ini pasar sedang menunggu lebih lanjut tentang kebijakan moneter AS dari beberapa pejabat The Fed. Pasalnya, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, bersama dengan anggota komite pasar terbuka Fed John Williams dan Michelle Bowman akan berbicara pada hari Kamis.

Pidato tersebut disampaikan tepat sebelum penghentian komunikasi oleh The Fed, sebagai antisipasi pertemuan dua hari pada tanggal 19 dan 20 September. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, di tengah tanda-tanda menurunnya aktivitas ekonomi baru-baru ini.

Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan hari ini, Kamis (7/9/2023), rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.270 hingga Rp15.360 per dolar AS.

Simak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini secara live.

15:02 WIB
Rupiah ditutup turun

Rupiah ditutup turun 30,5 poin atau 0,20 persen menjadi Rp15.325 per dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,07 persen ke level 104,934.

14:02 WIB
Rupiah terlemah kedua di Asia

Pukul 14.00 WIB, rupiah turun 40 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.334,5 per dolar AS.

Rupiah terlemah kedua di Asia setelah won yang anjlok 0,33 persen. Selain itu, ringgit turun 0,06 persen dan baht turun 0,14 persen, won 

12:05 WIB
Rupiah turun 40 poin

Pukul 12.00 WIB, rupiah turun 40 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.334,5 per dolar AS.

Indeks dolar As naik 0,02 persen ke level 104,881.

11:17 WIB
Rupiah dan Mata Uang Asia Tertekan

Pukul 11.15 WIB, rupiah turun 32,5 poin atau 0,21 persen menjadi Rp15.327 per dolar AS.

Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia.

10:02 WIB
Rupiah turun ke Rp15.334

Pukul 10.00 WIB, rupiah turun 39,5 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.334 per dolar AS.

Indeks dolar AS stabil di 104,862.

09:11 WIB
Rupiah tembus Rp15.300

Pukul 09.10 WIB, rupiah melemah 35,5 poin atau 0,23 persen menjadi Rp15.330 per dolar AS.

Indeks dolar AS terkoreksi 0,04 persen ke level 104,818.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper