Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Hari Ini Dibayangi Pelemahan Wall Street, Cek Rekomendasi BBCA, ASSI & HRUM

IHSG diprediksi bergerak fluktuatif mengikuti laju Wall Street di rentang 6.880-6.930 pada perdagangan hari ini. Cek rekomendasi saham BBCA, ASSI dan HRUM.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak fluktuatif mengikuti laju Wall Street di rentang 6.880-6.930 pada perdagngan hari ini, Rabu (23/8/2023). Beberapa saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini adalah, BBCA, TLKM, ASII, hingga HRUM.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatan, pada perdagangan hari ini, level resistance IHSG di angka 6.950, sedangkan level pivot di angka 6.880 dan level support pada 6.830.

"Sentimen beragam dari indeks-indeks global berpotensi membayangi pergerakan IHSG pada Rabu [23/8]. IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif atau cenderung sideways di rentang 6.880-6.930" ujar Valdy dalam riset Rabu, (23/8/2023).

Pada perdagangan Selasa (22/8/2023), Indeks Dow Jones Industrial Average turun 174,86 poin atau 0,51 persen menjadi menetap di 4.288,83, Indeks S&P 500 kehilangan 12,22 poin atau 0,28 persen ke level 4.387,55 dan Indeks Komposit Nasdaq naik 8,28 poin atau 0,06 persen, menjadi ditutup pada 13.505,87.

Saham-saham pada sektor keuangan juga terpantau turun 0,9% dan menjadi hambatan terbesar pada indeks S&P 500. Penurunan peringkat kredit S&P dari beberapa pemberi pinjaman regional AS membebani saham perbankan, dengan indeks perbankan regional KBW turun 2,7% dan indeks bank S&P 500 turun 2,4%.

Pelemahan harga saham perbankan menurut Valdy, dipicu oleh penurunan credit ratings sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) oleh S&P Global pada Senin, (21/8). Sementara kekhawatiran terhadap outlook pada 2023 memicu pelemahan harga saham perusahaan ritel di AS.

Dari data ekonomi, pelaku pasar menantikan pidato sejumlah petinggi Federal Reserve (The Fed), sebelum pidato Kepala The Fed Jerome Powell pada akhir pekan nanti Jumat, (25/8).

Berlawanan dengan Wall Street, mayoritas indeks di Eropa ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Penguatan ini kembali terjadi ketika US 10-year Treasury Yield dan US 30-year Treasury Yield kembali menguat ke level tertinggi masing-masing sejak 2007 dan 2011.

Ada kemungkinan sentimen positif bagi indeks-indeks di Eropa dipicu oleh penguatan mayoritas indeks di Asia ditengah penyelenggaraan BRICS atau Brazil, China, India, South Africa Summit. Sedangkan dari pasar komoditas, pelemahan harga minyak masih berlanjut. Harga brent oil dan crude melemah sekitar 0,5 persen kemarin.

Sementara sentimen dalam negeri, RDG BI diyakini kembali mempertahankan suku bunga acuan di 5,75 persen pada Kamis, (24/8/2023). Pelemahan nilai tukar rupiah dan potensi kenaikan inflasi diperkirakan belum cukup signifikan untuk mendorong BI menaikan suku bunga acuannya.

Rekomendasi saham potensial dari Phintraco Sekuritas hari ini meliputi BBCA, BMRI, BBRI, TLKM, ASII, UNTR, ITMG dan HRUM.

Mandiri Sekuritas Turunkan Target IHSG

Mandiri Sekuritas memangkas target proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi 7.180 hingga akhir 2023. Target tersebut direvisi turun dari proyeksi sebelumnya di level 7.510.

Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan IHSG diprediksi hanya bisa mencapai 7.180 hingga akhir tahun lantaran adanya volatilitas pasar yang masih akan terjadi pada semester II/2023.

"Jadi untuk indeks targeting sebelumnya kami revisi dari 7.510 di pertengahan tahun. Jadi faktor penggerak utamanya yang kami revisi itu lebih ke arah valuasi karena kami naikkan risk premiumnya ke 5 persen," ujarnya dalam Media Gathering dan Macroeconomic Outlook, Selasa (22/8/2023).

Dia mengatakan, volatilitas yang akan terjadi pada paruh kedua 2023 disebabkan karena harga komoditas yang mengalami penurunan dan kinerja beberapa emiten yang dinilai belum memuaskan. Selain itu, menurutnya IHSG masih dalam tahap transmisi atau pemulihan pasca-pandemi tahun lalu.

"Jadi di transmisi ini pasti terjadi volatilitas, namun kami melihat ada beberapa saham yang bisa menjadi menarik sektor-sektor apa yang bisa dicermati di semester II ini dan menuju 2024," katanya.

Menurutnya, sektor yang menjadi penopang terbesar IHSG hingga akhir 2023 adalah sektor perbankan dan consumer staples, yang masing-masing sektor diperkirakan bisa tumbuh ke level 16 persen dan 34 persen.

Sebagai informasi, secara year-to-date (ytd), IHSG hanya naik 0,96 persen dari posisi 6.850 pada 2 Januari 2023 ke level 6.916 pada 22 Agustus 2023.

IHSG mengalami volatilitas yang cukup signifikan sepanjang 2023 dengan level terendah di 6.542 dan tertinggi di posisi 6.971.

____

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper