Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sektor makanan dan minuman atau konsumer berpeluang melanjutkan perbaikan kinerja pada sisa 2023, seiring dengan tren harga bahan baku yang lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Risiko gangguan pasokan akibat El Nino diyakini belum terasa karena para produsen telah mengamankan stok.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rut Yesika Simak mengemukakan dampak El Nino tidak bisa dihindari dan bisa berimbas pada kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) untuk bahan baku.
“Namun kami melihat banyak efeknya masih akan lagging untuk consumer goods company karena mereka telah mengamankan bahan bakunya,” kata Rut kepada Bisnis, Sabtu (23/7/2023).
Terlepas dari tantangan tersebut, emiten makanan dan minuman tetap berpeluang membukukan pertumbuhan kinerja pada semester kedua 2023. Harga soft commodities masih berada dalam tren penurunan.
Indeks Harga Pangan FAO atau FAO Food Price Index (FFPI) pada Juni 2023 bertengger di 122,3 poin atau turun 1,4 persen dibandingkan dengan indeks pada Mei 2023. Indeks ini melanjutkan penurunan dan telah terkoreksi 23,4 persen dari posisi tertingginya pada Maret 2023.
FAO melaporkan penurunan pada Juni 2023 dipicu oleh koreksi indeks harga pada mayoritas komoditas pangan, termasuk di antaranya adalah gula, minyak nabati, sereal, dan produk susu.
Baca Juga
Di sisi lain, risiko hambatan pasokan akibat berakhirnya Black Sea Grain Initiative antara Ukraina dan Rusia dia sebut belum akan terefleksi dalam kinerja keuangan 2023. Namun Rut tidak memungkiri soal risiko kenaikan harga gandum global karena pasokan yang terganggu pada masa mendatang.
Katalis kinerja lainnya datang dari permintaan yang masih terjaga. Kondisi makroekonomi Indonesia yang masih mendukung peningkatan konsumsi rumah tangga telah terefleksi dalam Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang berada di area optimistis.
“Adanya Pemilu juga kami lihat bisa berdampak positif meski secara historis tidak berdampak signifikan pada sejumlah emiten seperti UNVR,” kata dia.
Rut sejauh ini masih merekomendasikan trading buy untuk duo Indofood ICBP dan INDF, serta hold untuk UNVR. Rekomendasi ini disematkan dengan mempertimbangkan harga bahan baku yang masih terjaga dan relatif lebih murah secara tahunan.
“Untuk UNVR, kita masih mengantisipasi kinerja penjualan dari produk-produk baru yang Mereka keluarkan,” kata Rut.
--
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.