Bisnis.com, JAKARTA - Dalam prospektusnya disebutkan bahwa PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) telah absen membagikan dividen sejak 2019 lalu.
Calon emiten dengan IPO terbesar tahun ini PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) bersiap mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Jumat (7/6/2023). Perseroan memiliki laba jumbo yang ditujukan untuk memperkuat likuiditas ketimbang pembagian dividen.
Mengutip laporan AMMN, sampai dengan 2022 perseroan mencatatkan penjualan bersih US$2,83 miliar atau sekitar Rp44,12 triliun, meningkat 117,9 persen dari capaian pada 2021 sebesar US$1,29 miliar.
Pendapatan tersebut diperoleh dari kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sampai dengan akhir tahun 2022. Emiten yang akan bersandi saham AMMN itu membukukan penjualan tembaga untuk ekspor US$1,60 miliar dan penjualan emas untuk ekspor US$1,22 miliar pada 2022.
Adapun, laba untuk tahun berjalan melesat 242,7 persen dari US$320,61 juta menjadi US$1,09 miliar atau setara dengan Rp16,99 triliun pada 2022.
Terkait dengan pembagian dividen, manajemen AMMN menjelaskan dividen akan bergantung pada sejumlah faktor yang meliputi pendapatan dan laba periode berjalan perseroan, ketersedian dana cadangan wajib, kebutuhan belanja modal dan rencana investasi perseroan.
Baca Juga
Pembagian dividen juga mempertimbangkan kinerja operasional, kondisi keuangan, arus kas dan kondisi likuiditas perseroan, peluang akuisisi, prospek bisnis masa depan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan persyaratan lainnya.
"Sejak tahun 2019 sampai saat ini, perseroan tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham perseroan," jelas manajemen AMMN dalam prospektus, dikutip Kamis (6/7/2023).
Berdasarkan hukum Indonesia, pembayaran dividen akhir setiap tahun wajib disetujui oleh pemegang saham AMMN melalui RUPS tahunan setelah adanya rekomendasi dari Direksi Perseroan, yang selanjutnya akan bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi dividen dan faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi Perseroan.
"Perseroan dapat mengumumkan dividen final, baik dalam Dolar Amerika Serikat atau dalam mata uang lain sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, setiap tahun apabila Perseroan memiliki saldo laba positif," ungkap Manajemen AMMN.
Sebagian dari laba periode berjalan perseroan, sebagaimana ditentukan oleh RUPS tahunan, harus dialokasikan sebagai dana cadangan sampai jumlah dana cadangan tersebut mencapai sekurang-kurangnya 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor.
Selanjutnya, kecuali ditentukan lain dalam RUPS tahunan, sisa laba periode berjalan setelah dikurangi alokasi Dana Cadangan Wajib dapat dibagikan kepada pemegang saham Perseroan sebagai dividen akhir.
Anggaran Dasar Perseroan juga memperbolehkan pembagian dividen interim sebelum akhir tahun buku dengan ketentuan bahwa dividen interim dapat dilakukan apabila jumlah kekayaan bersih perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib.
"Perseroan tidak dapat memberikan kepastian bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dividen dan kebutuhan lainnya akan memungkinkan perseroan untuk membayar dividen. Apabila RUPS mengambil keputusan untuk membagikan dividen, dividen akan diumumkan dalam dolar AS dan dibayarkan dalam rupiah," imbuh manajemen AMMN.