Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah melonjak pada akhir perdagangan Selasa (13/6/2023) seiring dengan menguatnya ekspektasi permintaan.
Harga minyak naik lebih dari 3 persen dari penurunan tajam pada sesi sebelumnya, ditopang harapan meningkatnya permintaan bahan bakar (BBM) setelah bank sentral China menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk pertama kalinya dalam 10 bulan, mengutip Antara.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juli naik 2,30 poin atau 3,43 persen menjadi US$69,42 per barel. Harga minyak Brent kontrak Agustus melonjak 2,45 poin atau 3,41 persen menjadi US$74,29 per barel.
"Harga minyak melakukan comeback hari ini, mungkin didukung oleh data inflasi yang lebih lemah yang dapat membuka pintu bagi akhir siklus pengetatan Fed dan memungkinkan soft landing yang selalu diharapkan," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.
Indeks harga konsumen (IHK) yang menunjukkan inflasi AS membukukan pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 4,0 persen pada Mei, level terendah sejak Maret 2021, menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Selasa (13/6/2023).
Sementara itu, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menghentikan kenaikan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter dua hari yang dimulai Selasa (13/6/2023).
Baca Juga
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah, terutama setelah data menunjukkan harga konsumen AS hampir tidak naik pada Mei.
Erlam mengatakan rebound harga minyak mungkin juga memiliki dukungan teknis, dengan harga minyak diperdagangkan di sekitar posisi terendah 2023 menjelang rilis data IHK.
Pada Senin (12/6/2023), harga minyak mentah turun sekitar 4,0 persen, sebagian karena kekhawatiran tentang ekonomi China setelah data ekonomi yang mengecewakan minggu lalu.
Minyak WTI rebound karena China menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendeknya untuk memberikan dukungan tambahan bagi perekonomian, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.
Bank sentral China menurunkan suku bunga reverse repo tujuh hari dari 2,0 persen menjadi 1,9 persen pada Selasa (13/6/2023) di tengah upayanya untuk meningkatkan penyesuaian counter-cyclical dan menopang ekspektasi pasar.
Pemotongan suku bunga China bertujuan untuk menambah momentum pemulihan pasca-pandemi yang ragu-ragu di ekonomi terbesar kedua di dunia dan importir minyak mentah terbesar itu.