Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik perluasan dan pendalaman pasar produk efek di kalangan investor, seiring dengan kerja sama yang dijalin dengan Korea Investment & Securities Co., Ltd. (KIS).
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy mengatakan terdapat banyak potensi yang bisa dieksplorasi antara kedua entitas di tengah perkembangan pasar pasar modal Indonesia dan pengalaman Korea Selatan dalam mengembangkan pasarnya.
“Melihat pengalaman dan capaian Korea Investment & Securities, kami meyakini KIS bisa menjadi mitra strategis kami dalam mengembangkan produk baru dan pasar modal di Indonesia,” kata Irvan, Kamis (11/5/2023).
Irvan menambahkan kerja sama ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan pendalaman dan likuiditas pasar modal Tanah Air karena KIS bisa menjadi mitra pemasaran di kalangan investor-investor potensial.
“Kerja sama lebih ke pemasaran produk dan pendalaman pasar. Selain dibantu KIS, kira-kira produk apa yang bisa dikolaborasikan seperti ETF maupun mutual fund. Lebih ke bagaimana menangkap peluang pasar dan investor serta pengembangan produk,” katanya.
Governor of Korean Financial Supervisory Service Lee Bo-khyun mengemukakan KIS Group merupakan salah satu perusahaan broker terkemuka Korea Selatan dan telah memiliki rekam jejak positif seiring dengan perkembangan pasar modal Negeri Ginseng.
Baca Juga
“Meskipun usia KIS Group di pasar modal Indonesia terbilang baru dibandingkan dengan perusahaan Korea Selatan lainnya, saya meyakini KIS Group akan berkontribusi pada pengembangan pasar modal Indonesia seiring dengan rencananya untuk melakukan diversifikasi bisnis dan ekspansi dalam manajemen aset,” ujar Lee.
President and CEO of Korea Investment and Securities Jung Il-mun mengharapkan kerja sama BEI dengan sekuritas asing seperti KIS Group bisa mengakselerasi pertumbuhan pasar modal Indonesia pada masa mendatang.
“Kami akan menggunakan berbagai upaya untuk berkontribusi dalam pengembangan pasar modal Indonesia dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan kami sebagaimana di Korea Selatan,” kata Jung pada kesempatan yang sama.
Jika dibandingkan, indeks saham KOSPI Korea Selatan ditutup melemah 0,22 persen ke 2.491 pada perdagangan Kamis (11/5/2023). Namun jika dirunut sejak awal tahun, KOSPI telah menguat 11,38 persen atau naik 254,60 poin, lebih tinggi daripada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi 1,38 persen year to date (YtD).