Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini (10/5) Jelang Rilis Data Inflasi AS

Rupiah berisoko melemah pada perdagangan hari ini (10/5/2023) pada rentang 14.700-Rp14.800 di tengah keperkasaan dolar AS jelang rilis data inflasi pekan ini.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berisiko melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (10/5/2023) di tengah tren menguatnya dolar AS karena investor menunggu data inflasi baru untuk gambaran yang lebih jelas tentang prospek ekonomi dan kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (9/5) rupiah ditutup melemah 0,21 persen ke Rp14.742 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS ditutup menguat tipis 0,2 persen ke 101,63.

Nilai tukar dolar AS naik tipis terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor melihat tidak ada terobosan langsung pada pembicaraan pagu utang AS, serta pasar juga melihat data inflasi baru untuk gambaran yang lebih jelas tentang prospek ekonomi dan kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya, memangkas kenaikan yang membawanya ke level tertinggi hampir satu minggu di awal sesi, dan terakhir terlihat di 101,63 atau naik 0,2 persen dalam perdagangan sore.

"Saya percaya kita akan melihat mungkin sedikit pandangan terbaik (pada plafon utang), hanya memastikan bahwa masing-masing pihak sedikit menjadi kaki tangan mereka," kata John Doyle, wakil presiden perdagangan dan transaksi di Monex USA dikutip Antara.

"Jadi menurut saya kita tidak akan melakukan terobosan hari ini. Dan mungkin itulah mengapa dolar sedikit lebih kuat," lanjutnya.

"Secara keseluruhan, dalam jangka panjang, kami melihat kesepakatan sudah selesai," katanya.

Rilis data inflasi AS yang diawasi ketat pada Rabu pekan ini kemungkinan akan mengatur suasana pasar, setelah data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan minggu lalu.

Setiap perubahan kebijakan Federal Reserve harus ditimbang dengan latar belakang gejolak baru-baru ini di sektor perbankan AS dan kebuntuan politik di Washington ketika mengangkat plafon utang negara dan menghindari gagal bayar, kata para analis.

Survei triwulanan The Fed terhadap petugas pinjaman bank yang dirilis pada Senin (8/5/2023) menunjukkan bahwa kondisi kredit untuk bisnis dan rumah tangga AS terus mengetat pada awal tahun, kemungkinan besar karena kenaikan suku bunga.

Survei tersebut merupakan salah satu pengukuran sentimen pertama di sektor perbankan sejak kegagalan bank baru-baru ini, yang dipicu oleh kebangkrutan Silicon Valley Bank pada Maret.

Euro turun 0,39 persen menjadi 1,0962 dolar. Sterling tetap datar di 1,2620 dolar, menjelang pertemuan kebijakan bank sentral pada Kamis (11/5/2023).

"Sangat diharapkan bahwa kita akan mendapatkan kenaikan seperempat basis poin itu, dan kemudian kita akan melihat ke mana mereka pergi dari sana," kata Doyle.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priadi memperkirakan rupiah akan melanjutkan konsolidasi dalam rentang Rp14.700-Rp14.800 per dolar AS.

Sentimen global menurutnya akan datang dari indeks kepercayaan investor Sentix di zona Euro memburuk pada bulan Mei menjadi -13,1. Memburuknya sentimen investor di zona Euro disebabkan oleh terhambatnya proses disinflasi April, tercermin dari rebound inflasi umum menjadi 7 persen yoy. 

Resiliensi inflasi di zona Euro membuat investor dan pebisnis khawatir terhadap arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) yang berpotensi meneruskan kenaikan suku bunga hingga kuartal III/2023, sesuai dengan prediksi Samuel Sekuritas. 

Sementara dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia turun pada bulan April menjadi US$144,2 miliar. Angka tersebut setara dengan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Salah satu penyebab turunnya nilai cadangan devisa Bank Indonesia adalah pelunasan obligasi global pemerintah dengan kode RI0423 senilai US$1,26 miliar. Menurut estimasi Samuel Sekuritas, nilai cadangan devisa likuid BI menurun menjadi US$130,7 miliar.

14:12 WIB
Rupiah masih melemah di 14.752

Rupiah melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.752 per dolar AS pukul 14.13 WIB.

Indeks dolar AS juga turun 0,01 persen ke level 101,59.

12:27 WIB
Rupiah melemah ke 14.753,50

Rupiah melemah 11,5 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.753,50 per dolar AS pukul 12.27 WIB.

Indeks dolar AS stagnan di level 101,61.

10:40 WIB
Rupiah berbalik menguat

Rupiah menguat 6 poin atau 0,04 persen menjadi Rp14.736 per dolar AS pukul 10.40 WIB.

Indeks dolar AS melemah 0,06 persen ke level 101,55.

09:02 WIB
Rupiah melemah ke 14.775

Rupiah dibuka melemah 13 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.775 per dolar AS pukul 09.02 WIB.

Indeks dolar AS melemah 0,05 persen ke level 101,56.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper