Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga April 2023 bergerak fluktuatif dan cenderung melemah. Namun, memasuki akhir April atau setelah libur Lebaran, indeks kembali ke zona hijau di kisaran 6.900.
Sepanjang tahun berjalan, IHSG tampak sulit untuk menembus level psikologis di angka 7.000. Bahkan sebelumnya indeks sempat melemah ke 6.500-an. Penguatan IHSG setelah libur Lebaran memberikan harapan baru bagi peluang IHSG untuk menyentuh level psikologis tersebut.
Vice President & Senior Technical Analyst Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih mengatakan, IHSG sempat terkonsolidasi dengan support 6.735 dan resistance 6.860 hingga pertengahan April tahun ini, yang disebabkan oleh pola downtrend sejak September 2022.
"IHSG kami lihat sempat konsolidasi di 6.735-6.860 hingga pertengahan April 2023. Konsolidasi ini disebabkan harga berada di area resistance down channel yang polanya terbentuk sejak September 2022," ujar Alfatih kepada Bisnis, Jumat, (28/4/2023).
Kendati demikian, pada pekan ini IHSG telah menembus area konsolidasi tersebut sehingga berpeluang untuk menyentuh level 7.100.
"Pergerakan dalam pekan ini menunjukkan bahwa downchannel telah tembus, sehingga membentuk target kenaikan teoritis ke 7.100, sekaligus area supply pola Oktober hingga November 2022," jelasnya.
Baca Juga
Adapun pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi ke level 6.915,71 pada penutupan perdagangan Jumat (28/4/2023).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 16.01 WIB, IHSG ditutup turun 0,43 persen atau 29,76 poin ke level 6.915,71. IHSG bergerak pada rentang 6.897-6.958 sepanjang perdagangan hari ini.
Alfatih menjelaskan, wajar jika IHSG mengalami koreksi, selama tidak turun kembali ke bawah level 6.825.
"MACD sudah naik di atas level 0 dan stochastick yang sempat turun dari area overbought awal April 23, kembali naik sebelum sempat turun dibawah level 50, sehingga mengonfirmasi tren naik yang ada," jelasnya.
Menurutnya, beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG bulan ini adalah beberapa korporasi yang menebar dividen dan laporan kinerja, termasuk sektor perbankan. Selain itu, dia mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan suku bunga Bank Indonesia (BI7DRR) cenderung stabil.