Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berpotensi rebound dan bergerak di rentang 6.750 hingga 6.850 pada perdagangan hari ini, Jumat (14/4/2023).
IHSG ditutup melemah 0,20 persen ke posisi 6.785,59 pada perdagangan Kamis (13/4/2023). Pelemahan IHSG terjadi setelah rilis data inflasi Amerika Serikat memperlihatkan pelemahan pada Maret 2023.
IHSG turun 13,36 poin dan sempat mencapai posisi tertinggi di 6.816,88 dan terendah di 6.764,65. Sebanyak 211 saham ditutup parkir di zona hijau, 317 saham melemah, dan 198 lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.
Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi menjelaskan IHSG terlihat kembali melakukan koreksi dari resistance garis MA (50,100) sekaligus resistance minor sideways channel-nya meski dengan volume rendah dan berpeluang untuk menguji support garis MA20 sekaligus support sideways channel.
“Selama bertahan di atas garis MA20 maka berpeluang untuk kembali rebound dan breakout resistance garis MA100 untuk melanjutkan fase intermediate bullish,” katanya dalam riset harian, Kamis (14/4/2023).
Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6750 hingga 6850 dengan beberapa rekomendasi saham seperti BRPT (805) buy area disekitar 790 dengan target jual di 830 hingga 870 dan cut loss di 760.
Baca Juga
EMTK buy area disekitar 780 dengan target jual di 855 hingga 950 dan cut loss di 740, TOWR buy area disekitar 925 dengan target jual di 965 hingga 1030 dan cut loss di 905. MLPL buy area disekitar 88 dengan target jual di 95 hingga 101 dan cut loss di 84
Sementara itu, analis Phintraco Sekuritas Valdy K mengatakan IHSG berpotensi melanjutkan minor bullish reversal pattern selama bertahan di atas MA10 (6.750).
“IHSG berpotensi rebound ke 6.800-6.820 di Jumat (14/4/2023). Arahan positif yang solid dari Wall Street (13/4) dapat memicu rebound tersebut,” jelasnya.
Salah satu sentiment adalah nilai ekspor Tiongkok tumbuh 14,8 persen yoy di Maret 2023. Sementara penurunan nilai impor Tiongkok turun 1,4 persen yoy di Maret 2023 lebih landai dari perkiraan minus 5 persen yoy.
Kondisi ini menjaga optimisme berlanjutnya pemulihan aktivitas manufaktur Tiongkok di 2023. Kondisi ini diharapkan berdampak positif pada Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) di Maret 2023.
Indeks-indeks Wall Street menguat lebih dari 1 persen, Kamis (13/4/2023). Penguatan tersebut didorong oleh realisasi PPI sebesar 2,7 persen yoy di Maret 2023, turun dari 4,9 persen yoy di Februari 2023 dan lebih rendah dari ekspektasi di 3 persen yoy. Data ini merupakan salah satu indikator inflasi dari sisi cost push.
Oleh karena itu, beberapa saham berpotensi rebound seperti BMRI, ITMG, MAPI, HMSP dan trading buy pada ANTM, MDKA, PTBA dan TOWR.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.