Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa emiten merencanakan melakukan aksi buyback saham seperti emiten Sandiaga Uno PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan emiten produsen So Good PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA).
Buyback yang dilakukan oleh emiten disebut merupakan upaya untuk meningkatkan harga saham yang dirasa undervalue dan peningkatan rasio laba bersih per saham atau earning per share.
Mengutip publikasi RHB Sekuritas mengenai buyback oleh emiten, tujuan utama dilakukannya aksi tersebut adalah untuk meningkatkan harga saham. Pada situasi di mana jajaran direksi merasa kalau saham perusahaan sekarang ini sedang undervalued atau harganya terlalu rendah di pasar saham, maka akan diambil tindakan untuk melakukan pembelian kembali saham-saham dari para investor.
“Para investor sendiri memandang dilakukannya buyback oleh perusahaan merupakan salah satu bentuk kepercayaan diri perusahaan tersebut atas sahamnya,” dikutip Kamis (6/4/2023).
Tujuan lainnya adalah meningkatkan earning per share (EPS) atau rasio jumlah laba bersih dalam setiap lembar saham. Kondisi finansial perusahaan yang membaik, tentu akan membuat bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tersebut jadi terlihat makin menarik bagi para investor.
Rencana buyback tersebut dilakukan oleh beberapa emiten seperti emiten milik Sandiaga Uno SRTG yang dalam keterbukaan informasi Bursa berencana untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback dengan menyiapkan anggaran Rp150 miliar untuk maksimal 45 juta lembar saham atau sebanyak 0,33 persen dari modal yang disetor SRTG.
Baca Juga
Rencana pembelian kembali saham akan dilaksanakan setelah perseroan memperoleh persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 21 April 2022, sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan selanjutnya yang akan diadakan selambat-lambatnya 30 Juni 2023.
Pada penutupan perdagangan Kamis, (6/4/2023) SRTG berada di level Rp1.995 per saham melemah 0,75 persen. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar 27,06 triliun. Sehingga PER SRTG 5,86 kali dan PBVR sebesar 0,45 kali.
Sementara itu, emiten Garibaldi Thohir ADRO memutuskan untuk membeli kembali saham hingga Rp 4 triliun untuk jumlah saham di bawah 10 persen sesuai dengan aturan PJOK No.2/2013.
Rencana buyback ini akan dilaksanakan selambat-lambatnya 18 bulan setelah tanggal rapat umum yang menyetujui pembelian tersebut. RUPST ADRO akan dilaksanakan pada 11 Mei 2023.
ADRO parkir di level Rp3.020 per saham pada penutupan perdagangan hari ini. Meski sempat bergerak menguat dan menyentuh posisi Rp3.120 per saham. Kapitalisasi pasar ADRO tercatat sebesar Rp96,60 triliun. Alhasil PER ADRO sebesar 2,49 kali dan PBVR sebesar 1,03 kali.
Selanjutnya ada emiten JPFA yang baru saja mendapatkan restu dari para pemegang sahamnya untuk menggelar aksi pembelian kembali saham publik atau buyback dengan nilai Rp350 miliar untuk membeli 1,5 persen dari seluruh saham yang ditempatkan.
Aksi ini direncanakan di tengah penurunan harga saham Japfa selama enam bulan terakhir. Berdasarkan keterbukaan informasi yang sebelumnya dirilis, buyback dapat dilaksanakan mulai 6 April 2023 sampai dengan 31 Maret 2024. Japfa mengemukakan pelaksanaan buyback dilaksanakan untuk meningkatkan nilai pemegang saham JPFA karena dapat meningkatkan return of equity (ROE).
Sementara itu saham JPFA terlihat stagnan pada perdagangan hari ini meski sempat dibuka menguat kemudian melemah pada sesi I. JPFA akhirnya parkir di level Rp1.105 per saham. PER JPFA sebesar 9,13 kali dan PBVR sebesar 1,02 kali.
Nama Emiten | PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) | PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) | PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) |
Harga Saham | Rp1.995 | Rp3.020 | Rp1.105 |
Harga saham ytd | -21,15 persen | -21,56 persen | -14,67 persen |
Price Earning Ratio | 5,86x | 2,49x | 9,13x |
PBVR | 0,45x | 1,03x | 1,02x |