Bisnis.com, JAKARTA - Asia akan menjadi fokus utama pasar untuk memulai minggu terakhir pada kuartal I/2023. Simak 5 indikator penting terkait komoditas global pekan ini, termasuk nikel, jagung, hingga kendaraan listrik.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (27/3/2023, Asia menjadi sorotan lantaran perdagangan nikel akan kembali setelah jeda yang panjang.
Peristiwa penting yang perlu diperhatikan, yaitu pertemuan antara para pemimpin Brasil dan China yang ditunda setelah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva jatuh sakit.
Berikut 5 indikator penting yang perlu dipantau di pasar komoditas global
1. Nikel
Setelah jeda lebih dari setahun, nikel dijadwalkan untuk mulai diperdagangkan lagi pada Senin (27/3/2023 selama jam pasar Asia di London Metal Exchange, setelah aksi jual besar-besaran menjungkirbalikkan pasar logam.
Sejak Maret 2022, dengan perdagangan yang hanya terjadi pada jam-jam pasar Eropa, volume harian rata-rata telah anjlok ke level kurang dari setengah dari volume sebelum krisis. Realisasi tersebut jauh di bawah rata-rata lima tahun, sementara jumlah kontrak yang terbuka telah turun lebih dari sepertiganya.
Penurunan aktivitas ini membuat pasar rentan terhadap perubahan yang tidak menentu dan menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan hidup LME sebagai tempat di mana harga patokan ditetapkan untuk salah satu logam terpenting di dunia.
Baca Juga
Para pejabat berharap kembalinya perdagangan Asia akan membantu meningkatkan likuiditas.
2. Perdagangan Brasil dan China
Presiden Brasil Lula membatalkan perjalanannya ke Cina pada Sabtu (25/3), lantaran dia menerima perawatan untuk influenza, yang berpotensi menghambat rencananya untuk memperkuat hubungan dengan China.
Prospek untuk menjalin hubungan yang lebih dekat antara Lula dan Presiden Xi Jinping diharapkan dapat membantu meningkatkan pengiriman komoditas seperti kedelai, daging sapi, dan komoditas lainnya.
Kemitraan yang berkembang antara China dan Brasil mengancam untuk menggeser petani AS di salah satu pasar jagung utama ke China. negara Amerika Selatan tersebut akan melampaui AS sebagai eksportir utama tahun ini.
3. Gas Alam
Berakhirnya musim dingin di Eropa membuat para pedagang gas alam tidak terlalu optimis dalam jangka pendek. Harga bahan bakar pemanas dan pembangkit tenaga listrik telah turun separuh tahun ini menjadi sekitar US$2 per juta British thermal unit (mmbtu) karena suhu yang tidak normal menyebabkan persediaan membengkak dibandingkan dengan tingkat biasanya pada saat ini.
Namun, gambaran jangka panjang komoditas gas akan menjadi cerita yang berbeda. Pasalnya, gas untuk pengiriman pada musim panas 2025 dan 2026 mengalami kenaikan harga untuk kontrak tahun ini, dengan harga berkisar di angka US$4 per mmbtu.
Hal ini terjadi karena proyek-proyek ekspor gas alam cair yang baru, termasuk terminal Plaquemines milik Venture Global LNG Inc. diperkirakan akan mulai beroperasi dan mendorong permintaan komoditas ini mulai akhir 2024.