Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetop perdagangan saham emiten pengelola jaringan restoran Texas Chicken PT Cipta Selera Murni Tbk. (CSMI) mulai hari ini, Selasa (21/3/2023).
BEI dalam pengumumannya menyebutkan sehubungan dengan tidak dipenuhinya kewajiban PT Cipta Selera Murni Tbk. (CSMI) dan adanya ketidakpastian atas kelangsungan usaha perseroan, maka Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Efek CSMI.
"Penghentian perdagangan efek PT Cipta Selera Murni Tbk. (CSMI) di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek tanggal 21 Maret 2023, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut," papar Bursa.
Adapun, saham CSMI bertengger di level Rp3.150 dengan kapitalisasi pasar Rp2,57 triliun.
Sebelumnya manajemen CSMI mengungkapkan rencananya untuk menjual mayoritas saham. Langkah tersebut merupakan bagian dari rencana perbaikan kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.
Perdagangan saham CSMI sendiri telah dihentikan untuk sementara atau disuspensi sejak 18 Juli 2022, buntut dari penurunan kinerja. Perusahaan yang resmi melantai pada 9 April 2020 itu melaporkan penjualan sebesar Rp77,32 miliar pada 2020, turun signifikan dari 2019 yang mencapai Rp202,24 miliar.
Baca Juga
Anjloknya penjualan CSMI diikuti dengan rugi yang membengkak. Mereka melaporkan rugi sebesar Rp38,78 miliar pada 2020, lebih besar dari Rp11,41 miliar pada 2019.
Kinerja Cipta Selera Murni juga belum memperlihatkan perbaikan pada 2021. Penjualan mereka kembali turun menjadi Rp61,50 miliar, sementara rugi bersih sebesar Rp13,3 miliar.
“Kinerja perseroan untuk 2022 membukukan pendapatan sebesar Rp51,7 miliar,” tulis Direktur Cipta Selera Murni Radino Miharjo dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa (7/3/2023).
Laporan keuangan per September 2022 juga memperlihatkan bahwa mayoritas aset CSMI bersumber dari pinjaman atau utang. Hal ini terlihat dari posisi liabilitas yang mencapai Rp75,89 miliar, sementara ekuitas Rp13,47 miliar.
Radino menjelaskan bahwa sejauh ini CSMI masih mengelola 12 restoran yang berlokasi di Manado, Samarinda dan Kendari. Selain itu, dia memastikan bahwa CSMI tetap melakukan cicilan atas kewajiban yang dimiliki meskipun tidak dibayarkan secara penuh.
Dia lantas mengungkapkan sejumlah strategi yang disiapkan CSMI dalam kurun kuartal IV/2022 sampai akhir 2023 untuk memenuhi sejumlah kewajiban kepada bursa, termasuk upaya untuk memperbaiki kinerja agar membukukan laba.
Pada kuartal I/2023, pengelola Texas Chicken itu merencanakan identifikasi semua kewajiban yang belum terbayarkan. Mereka juga akan menyampaikan laporan keuangan 2022, serta melakukan pembayaran atas denda-denda yang menjadi kewajiban.
“Kemudian di kuartal II/2023 melaksanakan strategi perusahaan dengan penjualan saham mayoritas,” tulis Radino.
Perseroan lantas menargetkan penambahan aset di kuartal III/2023 dan mulai beroperasi penuh, kemudian reorganisasi aksi korporasi akan diterapkan di pengujung 2023. “Kendala yang kami hadapi adalah kebutuhan akan working capital dan reimage. Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cashflow yang cukup untuk perputaran modal kerja,” lanjutnya.
Berdasarkan susunan pemegang saham per Agustus 2022, Lisa Muchtar merupakan pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 458,2 juta saham atau 56,15 persen. Kemudian Husni Muchtar sebanyak 173,8 juta atau 21,3 persen, dan masyarakat 184,06 juta saham atau 22,55 persen.
Lisa Muchtar dan Husni Muchtar merupakan anak dari Atang Latief, taipan pemilik Bank Bira yang terlilit kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).