Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GOTO Masih Punya Kas Rp29 Triliun, Modal Menuju Profit

Investor akan menyoroti sejauh mana GOTO mampu mendanai operasionalnya hingga mampu meraih keuntungan.
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mampu membukukan kas setara Rp29 triliun pada akhir kuartal IV/2022, yang dinilai bisa menjadi modal perseroan untuk meraih EBITDA disesuaikan (adjusted EBITDA) positif pada akhir 2023.

Berdasarkan paparan kinerja indikatif, GOTO mencatat posisi kas sebesar Rp29 triliun, dan memiliki fasilitas kredit sebesar Rp4,65 triliun. Sebesar Rp1,5 triliun dari total fasilitas kredit tersebut telah digunakan.

Research Analyst MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo menilai perkembangan kondisi perekonomian global saat ini berdampak pada meningkatnya perhatian terhadap kondisi operasional perusahaan, termasuk perusahaan teknologi GOTO.

“Era suku bunga tinggi yang dimulai tahun lalu telah meningkatkan risiko likuiditas bagi korporasi, terutama bagi perusahaan yang sangat bergantung pada pendanaan dari investor,” ungkapnya melalui riset, dikutip Selasa (12/3/2023).

Andrew memberikan catatan, investor akan menyoroti sejauh mana GOTO mampu mendanai operasionalnya hingga mampu meraih keuntungan saat likuiditas di pasar keuangan menipis.

Selain karena posisi kas yang solid, kata Andrew, kinerja GOTO masih positif karena keberhasilan menekan biaya promosi dan marketing serta biaya operasional. Pada saat yang sama , GOTO tetap mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan.

Selama periode hingga kuartal III/2022 saja, lanjutnya, GOTO telah mengimplementasikan penghematan, yang terkait maupun tidak terkait dengan biaya personel sebesar lebih dari Rp1,1 triliun atau setara dengan penghematan 14 persen.

Cash burn bulanannya juga turun dari Rp1,6 triliun di kuartal pertama 2022 menjadi Rp1,3 triliun di kuartal ketiga 2022,” jelasnya.

Alhasil, EBITDA Disesuaikan GOTO meningkat dari minus 4,6 persen terhadap GTV pada kuartal IV/2021 menjadi minus 2,3 persen dari GTV pada kuartal III/2022. Adapun potensi kenaikan opex pada kuartal IV/2022 terjadi karena biaya sekali bayar sebagai imbas dari kompensasi bagi mereka yang terdampak kebijakan PHK.

Andrew menilai, poin yang menonjol dari paparan kinerja GOTO adalah konsistensi kenaikan transaksi. Sebab setiap kenaikan sebesar 25 basis poin (bps) dalam tingkat pengambilan (take-rate) keseluruhan, maka akan meningkatkan EBITDA Disesuaikan GOTO sebesar Rp1,8 triliun. Dengan asumsi bahwa biaya total yakni biaya pendapatan ditambah opex sebesar 194 persen dari pendapatan bersih seperti saat ini terjadi.

Jika dibandingkan dengan kompetitor SEA Group dan Grab, kata Andrew, GOTO memiliki kelebihan potensi tambahan likuiditas. Sebab menjadi satu-satunya yang belum memanfaatkan potensi pendanaan melalui aksi korporasi berupa penerbitan efek di pasar modal.

”SEA adalah salah satu yang paling aktif dalam melakukan putaran pendanaan pasca IPO. Sejak 2017 sampai 2021, Sea mendapatkan tambahan likuiditas hingga US$16 miliar dan inilah yang membuat Sea Group memiliki kantong paling tebal,” jelas Andrew.

Sedangkan Grab sempat menerbitkan non-covertible bonds senilai US$2 miliar pada tahun 2021. Sebesar US$850 juta di antaranya telah dilunasi.

Hingga perdagangan sesi pertama hari ini, saham GOTO masih mengalami koreksi 1,85 persen ke Rp106. Price to earning ratio (PER) beradi di level -4,63 kali dengan kapitalisasi pasar Rp125,54 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper