Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pengelola keuangan global J.P. Morgan memperkirakan aksi pencarian dana di pasar modal melalui penawaran umum perdana saham atau IPO masih akan ramai di Indonesia hingga kuartal III/2023.
Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie mengatakan perusahaan-perusahaan di Indonesia akan mencoba mengambil kesempatan untuk IPO hingga kuartal III/2023, karena Indonesia akan mengadakan Pemilu pada Februari 2024.
"Semakin ke sana, semakin ada banyak story. Perusahaan akan mencoba mengambil kesempatan untuk ke pasar di akhir kuartal II/2023 atau di akhir kuartal III/2023, sebelum marketnya tidak ada dan akan mencoba lagi di 2024 setelah pemilu," kata Gioshia, dikutip Minggu (5/3/2023).
Menurutnya, akan ada sebanyak 5-6 transaksi IPO yang sizebale atau dengan ukuran jumbo di Indonesia, yang berasal dari sektor energi, tambang logam, teknologi, media, dan telekomunikasi.
Selain itu menurut Gioshia, apalagi perusahaan BUMN juga akan mencoba untuk melakukan IPO. Tujuan perusahaan BUMN tersebut melakukan IPO selain fundraising, juga memperbaiki good corporate governance (GCG).
Dia melihat arah dari BUMN tersebut melantai di pasar modal agar sahamnya tidak hanya dijual di Indonesia, tetapi juga bisa dijual di pasar internasional.
Baca Juga
"Arahnya ke sana, mereka menjadi perusahaan yang lebih terbuka, kredibel, punya akses bukan hanya ke pasar utang, tapi juga ke pasar modal," ucap Gioshia.
Lebih lanjut, Gioshia menyebut tahun ini diharapkan akhir dari peningkatan suku bunga The Fed mulai terlihat. Dia berharap terdapat stabilitas di pasar modal pada semester II/2023 ini.
Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan terdapat 33 perusahaan yang berada dalam antrean atau pipeline penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) per 3 Maret 2023.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna tidak memerinci potensi dana yang terhimpun dari 33 perusahaan tersebut. Namun dia mengemukakan 17 perusahaan dalam pipeline IPO memiliki aset skala besar di atas Rp250 miliar.
“Sementara itu, 2 perusahaan masuk kategori skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar dan 14 perusahaan skala menengah dengan aset di kisaran Rp50 miliar sampai Rp250 miliar,” kata Nyoman Yetna dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/3/2023).
Dia menambahkan perusahaan dari sektor consumer cyclicals mendominasi antrean IPO dengan jumlah 7 perusahaan. Kemudian dari sektor basic materials, transportasi dan logistik, dan sektor teknologi menyusul masing-masing dengan 6 perusahaan.
Kemudian sektor consumer non-cyclicals, finansial, properti dan real estate masing-masing sebanyak 2 perusahaan dan sektor kesehatan dan infrastruktur masing-masing menyumbang satu perusahaan.
Sampai dengan 3 Maret 2023, telah tercatat 22 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp11,2 triliun.