Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi CPO Berkurang, Pendapatan Astra Agro (AALI) Turun 10 Persen

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) catatkan penurunan pendapatan hingga 10 persen sepanjang 2022. Hal ini terjadi karena produksi CPO yang berkurang 13,7 persen.
Ilustrasi Kebun Sawit  PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat
Ilustrasi Kebun Sawit PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan sawit Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) membukukan penurunan pendapatan hingga 10 persen sepanjang 2022 disebabkan utamanya oleh produksi CPO yang berkurang. Penurunan kinerja juga terlihat pada seluruh segmen usaha AALI di berbagai wilayah operasi.

AALI tercatat mengakumulasi pendapatan sebesar Rp21,82 triliun, turun 10,25 persen dibandingkan dengan pendapatan pada 2021 sebesar Rp24,32 triliun.

Koreksi pendapatan AALI terutama disebabkan oleh turunnya segmen minyak sawit dan turunannya. AALI memperoleh pendapatan sebesar Rp19,26 triliun atau turun 10,88 persen secara year on year (YoY) dibandingkan dengan kinerja 2021 yang menyentuh Rp22,02 triliun. Selain itu, segmen inti sawit dan turunannya turun dari Rp2,20 triliun pada 2021 menjadi Rp2,18 triliun pada 2022.

Berdasarkan wilayah operasi, pendapatan dari Sumatra turun 1,10 persen menjadi Rp11,57 triliun. Kemudian pendapatan bersih dari Kalimantan turun 20,34 persen menjadi Rp7,67 triliun dan dari  Sulawesi turun 6,73 persen menjadi Rp11,55 triliun.

Turunnya pendapatan AALI diikuti dengan berkurang beban pokok pendapatan sebesar 7,62 persen YoY menjadi Rp18,0 triliun pada 2022, dibandingkan dengan Rp19,49 triliun sepanjang 2021.

Meski demikian, persentase penurunan beban yang lebih rendah daripada pendapatan bersih tetap mengerek turun laba kotor AALI sebesar 20,86 persen menjadi Rp3,82 triliun dari sebelumnya Rp4,83 triliun.

Selain beban penjualan yang naik menjadi Rp578,72 miliar, Astra Agro Lestari sejatinya membukukan penurunan di sejumlah pos beban. Misalnya beban umum dan administrasi yang turun 9,80 persen menjadi Rp882,97 dan biaya pendanaan yang hanya sebesar Rp366,44 miliar.

Kondisi tersebut lantas mengantarkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan bertengger di Rp1,72 triliun, turun 12,41 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,97 triliun.

AALI melaporkan penurunan jumlah aset dari Rp30,39 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp29,24 triliun per Desember 2022. Penurunan terutama disebabkan oleh berkurangnya kas dan setara kas, aset biologis, dan pajak dibayar di muka.

Di sisi lain, jumlah liabilitas turun dari Rp9,22 triliun menjadi Rp7,00 triliun. Hal ini seiring dengan penurunan signifikan pada pinjaman bank yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, dari Rp3,56 triliun akhir 2021 menjadi hanya Rp5 miliar pada pengujung 2022.

Adapun, posisi ekuitas tumbuh dari Rp21,17 triliun menjadi Rp22,24 triliun pada akhir 2022.

Penurunan kinerja keuangan AALI sejalan dengan produksi yang berkurang. Sampai dengan September 2022, produksi CPO AALI mencapai 984.000 ton atau turun 13,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 sebesar 1,14 juta ton.

AALI dalam laporan bulanannya menyebutkan penurunan itu disebabkan oleh berkurangnya produktivitas tanaman karena kemarau panjang pada 2019. Hal ini terlihat dari turunnya yield sawit dari 13,1 ton per hektare (ha) pada 2021 menjadi 12,3 ton per ha atau koreksi sebesar 6,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper