Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis (17/2/2023) seiring dengan menguatnya sinyal kenaikan suku bunga The Fed lanjutan.
Rilis data inflasi yang secara tak terduga melampaui ekspektasi dan penurunan klaim pengangguran mingguan menambah kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS akan terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan harga yang tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,26 persen menjadi 33.696,85 poin, Indeks S&P 500 tergelincir 1,38 persen ke 4.090,41 poin, dan Nasdaq anjlok 1,78 persen ke 11.855,83 poin.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan kenaikan harga produsen tertinggi dalam tujuh bulan pada Januari karena biaya produk energi melonjak.
Data juga menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun minggu lalu, menawarkan lebih banyak bukti bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat.
Data ekonomi Kamis (16/2/2023) dan laporan lainnya minggu ini melukiskan gambaran inflasi yang masih membandel dan ekonomi yang tetap relatif kuat dalam menghadapi kampanye kenaikan suku bunga Fed.
Baca Juga
"Dengan data seperti ini, Fed akan terus menaikkan suku bunga, dan tidak ada dari kita yang menginginkannya. Setidaknya ada bisikan sekarang tentang kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan berikutnya," kata Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder di New York, dikutip dari Antara yang mengolah dari Reuters.
Setelah aksi jual pada tahun 2022, S&P 500 telah naik sekitar 7,0 persen sejauh tahun ini, didorong oleh laba perusahaan yang optimis dan ekspektasi hati-hati bank sentral AS telah menyelesaikan beban kampanye kenaikan suku bunga.
The Fed diperkirakan akan mendorong suku bunga acuan di atas angka 5,0 persen pada Mei dan mempertahankannya di atas level tersebut hingga akhir tahun.
Juga pada Kamis (16/2/2023), Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester mengatakan inflasi masih terlalu tinggi, dan bahwa dia terbuka untuk menaikkan suku lebih dari yang diinginkan rekan-rekannya pada pertemuan kebijakan moneter terakhir. Presiden Fed St. Louis, James Bullard mengatakan kenaikan suku bunga yang berkelanjutan akan "mengunci" perlambatan inflasi, bahkan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Saham Tesla Inc anjlok 5,7 persen karena pembuat kendaraan listrik itu mengatakan menarik kembali 362.000 kendaraan AS dan memperbaikinya melalui pembaruan perangkat lunak over-the-air setelah regulator mobil AS mengatakan perangkat lunak Full Self-Driving Beta dapat menyebabkan tabrakan.
Cisco Systems Inc melonjak 5,2 persen dan mencapai level tertinggi sembilan bulan setelah pembuat peralatan jaringan itu menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh.
Roku Inc melejit 11 persen setelah perusahaan streaming video itu memperkirakan pendapatan kuartal pertama di atas perkiraan pasar.
Shopify Inc anjlok hampir 16 persen setelah perusahaan e-commerce Kanada itu memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang melambat untuk kuartal saat ini meskipun ada kenaikan harga dan peluncuran produk baru.
Volume transaksi di bursa AS relatif ringan, dengan 11,0 miliar saham berpindahtangan, dibandingkan dengan rata-rata 11,7 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.