Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan jumlah laba bersih tahun ini meningkat pesat dibandingkan dengan tahun lalu berkat kontribusi perbankan.
Dari 12 klaster yang dimiliki BUMN, sektor jasa keuangan menjadi yang paling tinggi kontribusinya. Misalnya BRI yang mencetak laba di melebihi Rp50 triliun, kemudian BTN melampaui Rp3 triliun, BNI lebih dari Rp18 triliun, dan Bank Mandiri Rp44 triliun.
Erick juga melaporkan bahwa jasa keunganan memiliki kontribusi paling tinggi dalam mencatatkan laba bersih. Bukan hanya bank, industri jasa asuransi dan pensiun juga mencatatkan laba yang baik.
“Jasa keuangan paling tinggi kontribusinya ada Bank Rakyat Indonesia [BRI] hampir di atas Rp50 triliun [labanya], Bank Tabungan Negara [BTN] di atas Rp3 triliun, BNI [Bank Negara Indonesia] di atas Rp18 triliun, Bank Mandiri di atas Rp44 triliun. Untuk jasa asuransi dan Dana pensiun kalau kita lihat IFG [Indonesia Financial Group] ini ada laba yang baik,” papar Erick.
Erick menjelaskan bahwa laba IFG tersebut menjadi bagian untuk restrukturisasi Jiwasraya, karena di Jiwasraya sendiri masih minus. “Tapi secara konsolidasi di asuransi dan dana pensiun ini sehat,” imbuhnya.
Erick menyatakan BUMN dapat membagikan dividen melebihi target yang telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi. Pasalnya, berdasarkan laporan keuangan unaudited, pendapatan BUMN bertumbuh dari Rp2.292 triliun menjadi Rp2.613 triliun. Adapun, laba bersih pada 2022 meningkat signifikan dari Rp125 triliun menjadi Rp303,7 triliun atau naik Rp179 triliun.
Baca Juga
Oleh sebab itu, dia optimistis dapat berkontribusi lebih kepada negara. “Kami juga akan membagikan dividen cukup tinggi tahun ini kepada negara, yang targetnya [semula] Rp50 triliun, akan tembus di atas Rp60 triliun lebih. Ini mungkin rekor dividen tertinggi selama BUMN ada,” ungkapnya pada Senin, (13/2/2022).
Erick menegaskan BUMN dapat berkontribusi pada negara melalui peningkatan setoran kepada negara sebesar Rp68 triliun dibandingkan tiga tahun sebelumnya dari Rp1.130 triliun menjadi Rp1.198 triliun. Selain itu, BUMN juga mencetak 9,8 persen total kumulatif dividen yang melampaui raihan private sector sebesar 4,9 persen.
Selain itu, Erick melaporkan pagu anggaran untuk BUMN sebesar Rp198,43 miliar dengan penyerapan 99,06 persen atau mencapai Rp196,55 miliar. Adapun, aset yang dimiliki saat ini naik dari Rp8.978 triliun menjadi Rp9.867 triliun. Selanjutnya, ekuitas juga bertumbuh, karena banyaknya aksi korporasi BUMN untuk meningkatkan permodalan dari Rp2.778 triliun menjadi Rp3.150 triliun.