Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasdaq Terus Menguat, Sinyal Kembalinya Investor ke Saham Teknologi dan Bank Digital

Indeks Nasdaq yang telah mengalami penguatan sejak awal tahun menjadi sinyal kebangkitan saham-saham teknologi dan digital.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Nasdaq yang telah mengalami penguatan sejak awal tahun menjadi sinyal kebangkitan saham-saham teknologi dan digital.

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan meyakini masa berat bagi saham-saham teknologi telah terlewati. Pasalnya, kebijakan The Fed yang tidak terlalu agresif menaikkan optimistis investor terhadap saham teknologi dan bank digital. Hal itu tercermin dari indeks Nasdaq yang telah melonjak 12,90 persen selama tahun berjalan.

“Kebijakan terakhir Fed dan data perekonomian AS, dianggap sebagai sinyal bagi saham teknologi. Setelah Nasdaq anjlok lebih dari 25 persen sepanjang tahun lalu, banyak investor menilai ini saat yang tepat untuk kembali. Terlalu banyak saham teknologi yang salah harga dan investor tidak mau kehilangan momentum untuk akumulasi di harga bawah,” kata Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dalam risetnya, Jumat (3/2/2023).

Adapun, perdagangan kemarin (2/2/2023) mencatat saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melesat 9,73 persen ke level Rp124. Sebanyak 5 miliar saham GOTO ditransaksikan dengan nilai diperkirakan mencapai Rp722 miliar.

Emiten terafiliasi GOTO, PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga mengalami peningkatan harga saham sebesar 12,85 persen ke level Rp3.600. Harga tersebut melebihi level Rp3.560 bisa bertahan di indeks global (MSCI).

Adapun volume transaksi saham ARTO mencapai Rp175 miliar dengan melibatkan 50 juta lembar saham. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan saham Allo Bank (BBHI) sebanyak Rp4 miliar. Lalu. Bank Neo Commerce (BBYB) dan Bank Raya (AGRO) ditransaksikan sebesar Rp86 miliar dan Rp42 miliar.

Farras menambahkan inflasi dan resesi menjadi sentimen negatif saham teknologi pada 2022, pelaku pasar menganggap situasi saat ini adalah waktu yang tepat untuk masuk kembali.

“Setelah investor menikmati banyak cuan dari saham saham batubara, sekarang mereka pindah ke sektor lain yang tahun lalu paling banyak penurunan harga sahamnya. Hal itu membuat bank digital dan saham teknologi menjadi prioritas. Apalagi kondisi makronya mulai kondusif dan di saat yang sama harga batubara melemah tajam,” kata Farras.

Farras menilai sinyal kenaikan harga saham yang disertai dengan volume transaksi menunjukkan minat investor yang sangat tinggi terhadap emiten. Hal itu menjadi gambaran pergerakan harga saham ke depan, selama pasar berada dalam fase naik.

Sebelumnya, Sonny Christian Joseph, Direktur Partnership Business Bank Jago mengatakan bakal memperkuat soliditas dengan ekosistem GOTO. Salah satunya bakal lebih agresif membangun kolaborasi dengan BFI Finance untuk pembiayaan ekosistem otomotif. “Peluang nya sangat besar dan akan kami optimalkan tahun ini, baik dalam bentuk credit channelling maupun joint financing” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper