Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Berpotensi Tembus US$2.000

Harga emas global berpotensi menembus US$2.000 karena melemahnya dolar AS dan imbal hasil obligasi.
Dampak suku bunga naik terhadap emas. Harga emas global berpotensi menembus US$2.000 karena melemahnya dolar AS dan imbal hasil obligasi. /Freepik
Dampak suku bunga naik terhadap emas. Harga emas global berpotensi menembus US$2.000 karena melemahnya dolar AS dan imbal hasil obligasi. /Freepik
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas diperkirakan akan naik menuju rekor tertinggi di atas US$2.000 per ounce tahun ini karena potensi pelemahan dolar AS akibat The Fed tidak agresif dalam mengerek suku bunga.

Harga emas spot melesat di atas US$1.900 per ounce, melonjak sekitar 18 persen sejak awal November karena tekanan inflasi AS surut dan pasar mengantisipasi kebijakan moneter yang kurang agresif dari Federal Reserve AS, mengutip Antara.

Suku bunga yang naik cepat memukul harga emas tahun lalu, menendangnya ke level terendah US$1.613,60 pada September 2022 dari tertinggi US$2.069,89 pada Maret 2022, hanya sedikit di bawah rekor puncak pada tahun 2020.

Suku bunga yang lebih tinggi mengangkat pengembalian obligasi, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang diminati oleh investor keuangan, dan mendorong dolar ke level terkuatnya dalam 20 tahun, membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi banyak pembeli.

"Melemahnya dolar AS dan imbal hasil obligasi akan menjadi penarik makro untuk logam kuning, mendorong emas di atas US$2.000 per ounce dalam beberapa bulan mendatang," kata analis di Bank of America.

Dengan lebih sedikit tekanan dari dolar dan obligasi, investor cenderung membeli emas batangan sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, kata analis WisdomTree Nitesh Shah, menambahkan bahwa harga dapat dengan mudah bergerak di atas US$2.100 per ounce pada akhir tahun.

Spekulan yang pada November mempertaruhkan harga emas akan jatuh telah mengumpulkan posisi net long di COMEX berjangka sebesar 8,3 juta ounce emas, senilai US$16 miliar, membantu mendongkrak harga.

Para analis memperkirakan bank-bank sentral akan terus menimbun emas setelah membeli lebih banyak logam dalam sembilan bulan pertama tahun 2022 dibandingkan tahun mana pun dalam setengah abad, menurut Dewan Emas Dunia (WGC).

Permintaan ritel untuk emas batangan dan koin juga akan tetap kuat, didorong oleh kebangkitan pertumbuhan ekonomi di China, pasar konsumen terbesar, kata analis di ANZ. Namun, emas mungkin bergerak terlalu cepat dalam jangka pendek dan perlu koreksi lebih rendah

"Jika harga turun dari level saat ini ke kisaran 1.870–1.900, kami perkirakan tren (naik) akan berbalik," kata analis ANZ, menambahkan bahwa jika emas turun di bawah 1.800, emas bisa tergelincir ke 1.730.

Simak pergerakan harga emas hari ini secara live.

15:14 WIB
Harga emas bertahan di atas US$1.900

Pukul 15.00 WIB, harga emas spot turun 0,29 persen menjadi US$1.910,45 per troy ounce.

Harga emas Comex kontrak Februari 2023 juga turun 0,48 persen atau 9,2 poin ke US$1.912,5 per troy ounce.

13:55 WIB
Harga emas masih lesu

Pukul 13.52 WIB, harga emas spot dan Comex kontrak Februari 2023 kompak turun, masing-masing 0,42 persen dan 0,49 persen ke US$1.907,99 per troy ounce dan US$1.912,3 per troy ounce.

10:17 WIB
Harga emas lemas

Pukul 10.11 WIB, harga emas spot turun 0,29 persen atau 5,61 poin ke US$1.910,41 per troy ounce.

Harga emas Comex kontrak Februari 2023 turun 0,43 persen atau 8,2 poin menjadi US$1.913,5 per troy ounce.


Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper